Berita Kecelakaan

Sopir Bus Rombongan Study Tour SMK yang Tewaskan 11 Orang di Subang Jadi Tersangka

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi bus Putera Fajar yang mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, Sabtu (11/5/2024) malam. Buntut kecelakaan rombongan SMK Lingga Kencana Depok itu, 11 orang tewas.

TRIBUNMURIA.COM - Penyidik Polda Jabar akhirnya menetapkan sopir bus Putera Fajar yang mengalami kecelakaan di Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5/2024) lalu, sebagai tersangka.

Adalah Sadira, sopir bus nahas yang mengalami kecelakaan maut dan menewaskan 11 orang korban, di turunan jalan Ciater.

Polisi tak menutup kemungkinan adanya tersangka tambahan dalam kasus ini.

Baca juga: Pengakuan Sopir Bus Rombongan Study Tour SMK Kecelakaan Maut di Subang, "Sengaja" Tabrak Feroza

Baca juga: Ini Identitas 11 Korban Tewas & 17 Luka Berat Kecelakaan Maut Bus Rombongan Study Tour SMK di Subang

Baca juga: Cerita Getir Mahesya Putra, Kerja Keras agar Bisa Ikut Study Tour SMK Lingga Kencana Berakhir Maut

Baca juga: Study Tour Kembali Jadi Kontroversi, Jateng Sudah Keluarkan Larangan Sejak Era Gubernur Ganjar

Sebelum menetapkan Sadira sebagai tersangka, polisi telah memeriksa para saksi termasuk dua saksi ahli.

Dirlantas Polda Jabar, Kombes Pol Wibowo mengungkapkan penyebab utama kecelakaan yang menewaskan 11 orang di Ciater tersebut adalah kegagalan fungsi pada sistem pengereman bus.

Hal tersebut diungkapkan Kombes Pol Wibowo saat jumpa pers di aula Polres Subang pada Selasa (14/5/2024) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.

"Akibat kelalaian tersebut, Sadira sopir bus maut terancam Pasal 311 ayat 5 Undang-undang No. 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara dan denda Rp24 Juta," kata dia.

Ia juga menjelaskan kemungkinan jumlah tersangka akan bertambah.

"Kita akan terus lakukan pendalam dan pemeriksaan dalam kasus kecelakaan maut tersebut termasuk melakukan pemeriksaan terhadap pemilik PO Bus, karena ditemukan fakta tak perpanjang uji KIR, serta fakta lainnya seperti perubahan badan bus dari bus biasa menjadi jetbus atau high decker," kata dia.

Sadira sempat berkali-kali minta maaf

Saat kecelakaan terjadi, Sadira sempat terjepit bodi bus. Namun ia berhasil dievakuasi dalam kondisi terluka.

"Saya terakhir dievakuasi karena posisi saya tergencet bus, tidak bisa ditarik," ujarnya, Minggu (12/5/2024).

Sadira kemudian dilarikan ke RSUD Subang untuk mendapat perawatan.

Dengan kondisi terluka, Sadira berulang kali meminta maaf.

”Mohon maafkan saya untuk yang telah meninggal dan terluka pada saat saya bawa (bus). Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya," ucapnya, Minggu, dilansir dari Kompas.id.

Ia bercerita kecelakaan tersebut berawal saar rem bus tidak berfungsi.

Kendaraan pun melaju tak terkendali di jalan yang menurun.

Sadira mengaku mencari jalur penyelamat, tapi tak menemukannya.

Hingga akhirnya dia memutuskan membanting setir ke kanan dengan alasan menghindari jatuhnya korban lebih banyak.

"Dalam pemikiran saya, kalau saya teruskan melalui jalan raya, otomatis banyak kendaraan yang tersambar."

"Akhirnya saya punya inisiatif harus dibuang (banting setir)," ungkapnya.

Keputusan tersebut juga diambil dengan harapan laju busnya terhenti setelah menabrak tiang listrik yang ada di depannya.

"Di depan saya ada tiang listrik, agar kendaraan bus itu berhenti, terpaksa saya putar ke kanan dan setelah itu saya sudah tidak tahu apa yang terjadi lagi," tutur dia.

Keputusan Sadira trenyata menewaskan sembilan siswa, 1 guru dan juga seorang pengendara mobil serta ada puluhan orang yang terluka.

”Saya minta maaf,” tandasnya.

Sadira juga menyebut ada tiga bus yang mengangkut siswa kelas XII ke Bandung untuk acara perpisahan.

Sebelum berangkat, ia menyatakan bahwa bus tersebut telah dicek oleh montir kantornya.

Kondisi bus yang dikemudikannya diklaim siap jalan.

"Setiap akan perjalanan menuju Bandung, seluruh unit selalu dicek, mulai dari kampas rem, mesin, kopling, semua sesuatunya sudah dikendalikan dari kantor," jelasnya.

Ia mengatakan kecelakaan terjadi di hari kedua dirinya membawa rombongan para siswa.

Selepas makan sore di rumah makan di Subang, ia melanjutkan perjalanan ke arah Depok.

Saat di perempatan Ciater, ia sempat menghentikan bus yang ia bawa karena banyak kendaraan lalu lalang.

"Pada saat di perempatan Ciater, itu kan ada kendaraan lalu lalang keluar masuk kan. Jadi saya berhenti di situ ngerem."

"Nah itu, langsung rem kanan dengan porsneling prei," kata Sadira, Minggu.

Saat hendak berangkat lagi, rem bus tidak berfungsi. Sadira mengaku langsung kehilangan kendali.

"Lalu setelah saya mau masuk saya lihat kondisi angin sudah tahu-tahu habis."

"Pada saat itu lah saya sudah hilang kendali," katanya.

Sadira sempat mencari jalur penyelamat. Karena tidak ada, ia lantas membanting kemudi hingga bus itu terguling.

Daftar korban kecelakaan maut di Subang

Berikut identitas 11 korban tewas dan 17 korban luka berat pada kecelakaan maut bus rombongan study tour SMK Lingga Kencana Depok, di Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) malam.

11 orang korban tewas terdiri dari 9 orang siswa, 1 guru, dan 1 lainnya adalah pengendara sepeda motor.

Dari 11 korban tewas itu, lima di antaranya adalah perempuan, dan sisanya 6 korban laki-laki.

Dari informasi yang diterima Tribun, korban tewas yang berprofesi sebagai guru adalah seorang guru, yakni Suprayogi.

Sementara itu sebanyak 17 korban mengalami luka berat dan 11 lainnya luka ringan.

Berikut data sementara korban kecelakaan maut bus rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Kota Depok yang terguling di Ciater Subang:

Data dan identitas 11 korban meninggal dunia

1. Suprayogi, Jakarta 14 Juni 1961, laki-laki, swasta, guru. Alamat: Parung Bingung RT 05/03, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

2. Intan Rahmawati, Depok 04 Oktober 2005, perempuan, pelajar. Alamat: Patrungbingung RT 01/10, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoranmas, Depok, Jawa Barat.

3. Raka, 21 tahun, laki-laki, pelajar/mahasiswa. Alamat: Kampung Majasari, RT 07/03 Desa Majasari, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

4. Desi Yulianti, Depok 31 Juli 2005, perempuan, pelajar. Alamat: Rawadenok RT 02/12, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

5. Robiatul Adawiyah, Depok 15 Februari 2005, perempuan, pelajar. Alamat: Parungbingung RT 02/03, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

6. Ade Nabila Anggraini, Depok 13 Januari 2004, perempuan, pelajar. Alamat: Jalan 3 Putra RT 03/04, Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Kota Depok, Jawa Barat.

7. Mahesya Putra, Depok 14 Mei 2005, laki-laki, pelajar. Alamat: Parungbingung RT 01/10, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

8. Tiara, 18 tahun, perempuan, pelajar. Alamat: Grogol RT 02/01, Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Kota Depok, Jawa Barat.

9. Ahmad Fauzi, 19 tahun, laki-laki, pelajar. Alamat: dalam pencarian.

10. Intan Fauziyah, 19 tahun, perempuan, pelajar. Alamat: Parungbingung RT 07/17, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

11. Dimas, 17 tahun, laki-laki, pelajar. Alamat: masih dalam penyelidikan.

Sementara itu jumlah korban luka berat akibat kecelakaan ini sebanyak 17 orang.

Berikut data 17 korban luka berat

1. Meta, 18 tahun, perempuan, pelajar. Alamat: Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Kota Depok, Jawa Barat.

2. Fauziah, 18 tahun, perempuna, pelajar. Alamat: Jl. Raden Sukarma RT 07/13, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

3. Ahmad Fauzi, 18 tahun, laki-laki, pelajar. Alamat: Rawadenok RT 06/02, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

4. Julian, 17 tahun, laki-laki, pelajar. Alamat: Rawadenok RT 02/12, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

5. Devi Lestari, 18 tahun, perempuan, Pelajar. Alamat: Kampung Kupu RT06/02, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

6. Dewa Dandu Dilata, 18 tahun, laki-lai, pelajar. Alamat: Kampung Kulo, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

7. Triana Wihartanti, 18 tahun, perempuan, pelajar. Alamat: Kampung Sawangan Baru RT 01/06, Kelurahan/Keamatan Sawangan, Depok, Jawa Barat.

8. Novia Anisa Fitri, 18 tahun, perempuan, pelajar. Alamat : Jalan Jengki II RT 07/01, Kelurahan/Kecamatan Limo, Kota Depok, Jawa Barat.

9. Rindu, 18 tahun, laki-laki, pelajar. Alamat : Kampung Grogol RT 02/01, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

10. Anindya Siti Fatimah, 17 tahun, perempuan, pelajar. Alamat: Gang Golf RT 05/13, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

11. Titin Rohati, 57 tahun, perempuan, IRT. Alamat: Kampung Parung Bingung RT 05/03, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

12. Suci

13. Syahrul Ramadan, 17 tahun, laki-laki, pelajar. Alamat: Kampung Parung Bingung RT 03/03, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

14. Rani Oktaviani, 18 tahun, perempuan. Alamat: Jalan Pemuda RT 01/06 Kelurahan/Kecamatan Sawangan Baru, Kota Depok, Jawa Barat.

15. Robi Kurniawan, 18 tahun, laki-laki, pelajar. Alamat: Kampung Parung Bingung RT 01/09, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

16. Muhammad Dzikri, 17 tahun, laki-laki, pelajar. Alamat: Jalan Duren RT 02/09, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

17. Muhammad Fahmi Fahreza, 18 tahun, laki-laki, pelajar. Alamat: Jalan Duren RT 02/09, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jadi Tersangka Kecelakaan di Subang, Sadira Sopir Bus Putera Fajar Sempat Minta Maaf, Akui Rem Tak Berfungsi