Berita Kecelakaan

Cerita Getir Mahesya Putra, Kerja Keras agar Bisa Ikut Study Tour SMK Lingga Kencana Berakhir Maut

Cerita getir Mahesya Putra, kerja kerasnya mengumpulkan uang agar bisa ikut study tour SMK Lingga Kencana Depok justru mengantarkannya menjemput maut.

Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Kondisi bus Putera Fajar yang mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, Sabtu (11/5/2024) malam. Buntut kecelakaan rombongan SMK Lingga Kencana Depok itu, 11 orang tewas. 

JAKARTA - Cerita getir nan memilukan mengiringi kepergian Mahesya Putra, satu di antara 11 korban tewas pada kecelakaan maut bus rombongan study tour SMK Lingga Kencana Depok, di Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5/2024).

Perjuangan Mahesya Putra untuk bisa mengikuti study tour SMK Lingga Kencana Depok tak bisa dibilang mudah.

Ia harus bekerja keras untuk mengumpulkan uang Rp800.000, jumlah yang tak sedikit bagi Mahesya dan keluarga.

Baca juga: Pengakuan Sopir Bus Rombongan Study Tour SMK Kecelakaan Maut di Subang, "Sengaja" Tabrak Feroza

Baca juga: Ini Identitas 11 Korban Tewas & 17 Luka Berat Kecelakaan Maut Bus Rombongan Study Tour SMK di Subang

Baca juga: Bus Study Tour SMK Kecelakaan di Subang Diduga Tak Layak Jalan, Keluarga Korban akan Ajukan Gugatan

Mahesya Putra rela menjadi kuli angkut pasir untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah, demi mengikuti study tour.

Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Hasil kerja keras Mahesya justru mengantarkannya menjemput maut.

Sejumlah korban tampak dimakamkan berdampingingan dalam satu lokasi yakni di Taman Pemakaman Umum Islam (TPUI) Depok.

Saat jenazah Mahesya Putra tiba di pemakaman, langsung disambut sejumlah petugas penggali kubur.

Mereka membuka keranda yang berisi jasad korban untuk segera dikebumikan.

Sebelum diturunkan ke liang lahat, jasad korban yang sudah terbungkus kain kafan itu terlebih dulu dibaringkan di samping kuburannya.

Beberapa petugas serta perwakilan keluarga tampak ikut turun ke liang lahat untuk menyambut jasad korban dari pusara tempat peristirahatan terakhir Mahesya Putra.

Setelah lantunan adzan berkumandang, petugas penggali kuburpun langsung menutup jasad yang sudah dibaringkan di liang lahat menggunakan bambu dan langsung menguruknya dengan tanah.

Mahesya tak mau memberatkan keluarga

Keluarga berdoa di depan makam korban kecelekaan bus pariwisata di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang usai dimakamkan di TPU Parung Bingung, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024).
Keluarga berdoa di depan makam korban kecelekaan bus pariwisata di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang usai dimakamkan di TPU Parung Bingung, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Perjuangan Mahesya Putra untuk ikut acara perpisahan di sekolahnya bukanlah hal yang mudah.

Demi tak mau memberatkan orangtuanya, siswa SMK ini rela jadi kuli pengangkut pasir demi dapat uang untuk membayar cara perpisahan sekolah senilai Rp800.000.

Mahesya tak sendirian, bersama temannya yang juga sekolah ditempat yang sama memilih menjadi kuli pasir.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved