Pil Koplo Semarang

Alasan Polisi Tak Terlibat dalam Gerebek Pabrik Pil Koplo Semarang: Kami Siap Membantu, tapi . . .

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebagian barang bukti pil koplo yang disita petugas BPOM Semarang dari tiga gudang di Kawasan Industri Candi Ngaliyan, yang disulap jadi pabrik pil koplo.

Termasuk Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat  (Bhabinkamtibmas).  

Sebelumnya, beredar kabar bila oknum anggota, di antaranya Bhabinkamtibmas yang terlibat dalam struktur pengamanan dari gudang yang digunakan untuk pabrik pil kopli tersebut.

"Saya yakin Bhabinkamtibmas tidak tahu persis ada kegiatan itu (pabrik koplo), itu kan kawasan pergudangan," paparnya.

Terpisah, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Satake Bayu menuturkan, tidak mengetahui pasti kasus tersebut, karena ditangani oleh BPOM bukan Polda Jateng.

"Soal Bhabinkamtibmas bisa langsung ke Kapolrestabesnya," ucapnya.

Sementara Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar belum menjawab konfirmasi Tribun sampai berita ini diturunkan.

Diberitakan sebelumnya, tiga lembaga asal Jakarta meliputi Deputi 4 Badan Intelejen Negara (BIN), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Badan Intelejen Strategis (BAIS) menggerebek tiga gudang yang disulap menjadi pabrik pil koplo di Kawasan Industri Candi (KIC) Gatot Subroto, Kecamatan Ngaliyan, Senin (25/3/2024).

Tim gabungan tersebut menemukan pabrik pembuatan pil koplo tersebut terutama di blok A5/15. 

Petugas juga menemukan mesin produksi dan bahan-bahannya. Adapula jutaan butir pil koplo yang siap edar.

Terbongkarnya pabrik pil koplo tersebut merupakan hasil pengembangan dari penggrebekan sebuah gudang penyimpanan pil koplo di kawasan Marunda Centre Bekasi.

Sementara, Kepala Balai POM Semarang, Lintang Purba Jaya menuturkan, pabrik yang digrebek ini memproduksi obat putih dengan logo ‘Y’ dan ada obat tablet kuning dengan logo ‘DMP’.

Pabrik ini bisa menghasilkan jutaan butir pil koplo dengan omzet triliunan rupiah selama sepekan yang dipasarkan ke wilayah Jawa, Bali, dan Kalimantan.

Setiap satu gudang mampu memproduksi sekitar 110 juta tablet, misal digabungkan dengan gudang lain mampu memproduksi sekitar 500 juta tablet. 

"Kami sedang menghitung, kalau dari harganya memang dari produknya saja bisa sampai Rp100 miliar hingga Rp200 miliar,” ujarnya kepada wartawan.

Libatkan BIN dan Bais, tapi tak ada polisi

Halaman
1234