Dalam sehari, sampah organik yang dikirimkan ke Djarum mencapai 30 drum dengan berat total sampah organik mencapai 750kg.
"Jadi dari kami sampah organik seperti sisa makanan, kulit buah, daun-daunan dan sebagainya itu kami kumpulkan dan disetorkan ke Djarum untuk diolah menjadi kompos secara gratis dan komposnya juga kembali lagi ke kita untuk dibagikan ke nasabah secara gratis pula," sambung Diana.
Saat ini, Bank Sampah Muria Berseri sudah memiliki 354 nasabah yang berasal dari Kabupaten Kudus hingga Kabupaten Jepara.
Public Affairs Djarum Foundation, Amrul Hamzah mengatakan bahwa program pengolahan sampah anorganik Bakti Lingkungan Djarum Foundation, diilhami dari niat pelestarian lingkungan melalui pengelolaan sampah untuk membantu meringankan Pemerintah Kabupaten Kudus.
Bakti Lingkungan Djarum Foundation juga memberikan fasilitas, seperti pemberian drum ataupun karung serta mengangkut sampah untuk diolah secara gratis.
"Awal mulanya dari tahun 2018 program ini berjalan. Berangkat dari isu lingkungan bahwa tahun 2021 TPA (Tempat Pembangunan Akhir) di Kabupaten Kudus diprediksi penuh, terus kami lakukan riset dengan Dinas Lingkungan Hidup, bahwa sampah yang paling banyak yakni sampah organik," ucap Amrul, saat dikonfirmasi Rabu (29/11/2023).
Dari itu, sampah-sampah organik mulai di olah Djarum Foundation untuk dijadikan humisoil atau pupuk kompos yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pelestarian lingkungan seperti penghijauan lingkungan.
"Selain itu, harapannya masyarakat bisa tersadarkan agar memilah sampah. Dan pentingnya menjaga lingkungan," sambung Amrul.
Untuk saat ini dalam sehari, produksi humisoil sekitar 50 ton hal itu berasal dari sampah organik yang dikirimkan dari mitra sekitar 300an lebih lembaga.
Seperti sekolahan, rumah makan, hotel, rumah sakit, pelayanan lingkungan, internal perusahaan dan masyarakat umum. (rad)