Dosen UIN Solo Tewas

Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Dosen UIN Solo, Pelaku Tukang Bangunan Ngaku Sakit Hati Dimaki

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ini sosok pelaku pembunuh dosen UIN RM Said yang ternyata merupakan tukang bangunan yang merenovasi rumah korban.

Tetapi karena korban sudah menjadi dosen ilmu lingkungan, dia menyampaikan, korban tidak ikut rapat. 

Tapi korban sempat terlihat duduk dan membaca di perpustakaan FEBI, setiap harinya korban ada di sana.

Dia mengaku tak mengetahui kehidupan pribadi korban, kampus hanya mengetahui korban memiliki prestasi akademik yang baik.

Apalagi seharusnya, pada Jumat (25/8/2023), korban wawancara LPDP ke luar negeri karena sudah lolos beasiswa dengan nilai International English Language Testing System (IELTS) tertinggi.

"Kami amat sangat kehilangan atas wafatnya ibu Wahyu Dian," ungkapnya.

Soal keterkaitan kematian korban dengan kasus yang tengah ramai di UIN RM Said soal pinjol, dia menegaskan korban tak memiliki keterkaitan akan hal itu. 

"Beliau selama ini kan dosen baru lebih kurang 3 tahun."

"Dan tidak banyak aktif di kegiatan non-akademik termasuk kemahasiswaan, termasuk PBAK korban juga tidak terlibat."

"Karena beliau menyiapkan studi lanjut melalui beasiswa LPDP itu," tandasnya.

Kronologi penemuan mayat korban

Kronologi lengkap penemuan mayat perempuan dosen UIN RM Said Solo, di perumahan Graha Tempel di Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, Kamis (24/8/2023). 

Penemuan mayat dosen UIN Solo itu bermula dari adanya aroma anyir darah dan temuan bercak darah oleh tukang bangunan yang sehari-hari diberi tanggung jawab merawat rumah kediaman korban.

Mandor bangunan, Indriyono, menceritakan awal mula penemuan mayat korban berinisial WDS (34).

Diterangkan, kali pertama ditemukan, mayat tersebut tergeletak di lantai, di samping mini bar rumah itu. 

"Ada teman yang mau mengecek rumah dari tadi tidak bisa. Lalu meminta kunci ke saya, karena rumah ini kan masih dalam perawatan saya," ujar Indriyono.

Halaman
1234