Berita Pati

Kisah Pengusaha Logam di Juwana Pati Bangkit dari Keterpurukan di Ambang Kebangkrutan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Winarto (43) menunjukkan handel pintu buatan rumah produksi olahan logam miliknya di Desa Growong Kidul, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Rabu (7/6/2023).

Setelah terpuruk tiga tahun lebih, pada 2014 Winarto mencoba membangkitkan kembali usahanya. 

Ketika itu, kata dia, masih ada satu orang relaai yang setia membantunya kembali bangkit.

"Ada teman yang sudah seperti saudara. Walaupun dia masih ada nota (utang), tapi masih mau bersama-sama mencari pekerjaan dan relasi baru. Sementara, yang lainnya semuanya menghilang," ucap dia.

Baru mulai mencoba bangkit, pada 2015 langkah Winarto harus menjumpai batu sandungan besar lagi.

Ketika itu, melalui sebuah selebaran di sela-sela halaman surat kabar, dia mendapat pemberitahuan bahwa rumahnya hendak dilelang.

"Tapi saya tidak putus asa karena saya masih cukup muda. Saya tidak boleh mundur," tegas dia.

Bersama relasi setianya, Winarto lalu berangkat ke Jakarta untuk mencari pemesan produk bikinannya.

Kegigihannya membuahkan hasil. Dia mendapat klien distributor besar di Jakarta yang ia sebut "bos". Sosok bos itu hingga kini terus memesan produk-produk buatannya dalam jumlah cukup besar.

"Saya ditolong bos di sana. Dikasih kerjaan sampai sekarang. Karena keterbatasan modal, setiap butuh alat saya selalu dikasih pinjaman modal sama bos."

"Bahkan 80 persen alat yang saya miliki sekarang hampir semua awalnya pinjaman modal bos saya," ujar dia.

Kini, produk-produk logam buatan Winarto secara rutin dikirim ke Jakarta, Bekasi, Magelang, Semarang, dan Surabaya.

Klien di Jakarta itu hingga kini masih jadi klien utamanya yang dia suplai barang hingga 70 persen dari total kapasitas produksi.

"Paling tidak seminggu dua kali selalu kirim. Kapasitas produksi saya per hari sekarang 250-300 biji tiap jenis produk logam."

"Omzet kalau pas rame satu pekan bisa Rp90 juta - Rp100 juta. Kalau pas sepi Rp60 juta - Rp70 juta," papar Winarto.

Saat masih tertatih-tatih membangkitkan kembali usahanya di tengah kredit yang masih macet, Winarto mengaku dibantu oleh Mantri dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Juwana I.

"Dibantu Mantri BRI, saya diberi pinjaman lagi. Alhamdulillah tanggungan perbankan sebelumnya juga sudah lunas, sudah clear. Alhamdulillah BI Checking mulai hijau awal bulan ini," kata dia.

Awal Juni 2023 ini, Winarto kembali mendapat pinjaman modal Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) dari BRI Unit Juwana 1 sebesar Rp250 juta.

Halaman
1234