Selain itu, untuk kelancaran kereta barang, terutama pengangkut BBM atau kereta tangki, pihaknya menyiapkan rencana pembangunan.
Di antaranya yakni peningkatan perlintasan kereta api Maos-Cilacap yang langsung terhubung dengan Pelabuhan Cilacap.
Baca juga: Pernyataan Kemenhub Terkait OTT KPK Pejabat Ditjen Perkeretaapian di Wilayah Jateng
"Maos Cilacap saat ini masih rel lama atau kami menyebutnya 34, artinya kereta tangki mengangkut muatan dengan tonase terbatas.
Dengan rel lama ini, kereta tangki tidak bisa cepat, tonase terbatas atau kapasitas kecil, kami akan tingkatkan," paparnya.
Pembanguna rel kereta Maos-Cilacap tersebut, lanjutnya, sebetulnya diusulkan pada 2021, namun karena ada efisiensi anggaran untuk penanganan Covid-19 sehingga sempat tertunda.
"Mudah-mudahan pada 2023 bisa dianggarkan dan terealisasi untuk perlintasan Maos-Cilacap ini," ungkap pria yang berasal dari Bali ini.
Selain itu, ada juga peningkatan prasarana di jalur Prupuk-Tegal.
Baca juga: KPK OTT di Lingkungan DJKA Jateng, Siapa?
Jalur tersebut direncanakan dibangun double track untuk meningkatkan frekuensi perjalanan kereta api dari Jateng bagian selatan ke utara hingga Kota Semarang.
"Kami ada bottleneck di jalur Prupuk-Tegal yang masih single.
Kami akan bangun double track, sehingga kapasitas meningkat, dan jarak tempuh lebih pendek," ujarnya.
Bottleneck atau hambatan perjalanan kereta api, kata dia, juga terjadi di jalur Semarang-Solo.
Padahal, jalur tersebut penting untuk menghubungkan kota-kota besar di Jawa Tengah.
"Bottleneck jalur Semarang-Solo ada di Simpang Joglo, itu macet luar biasa.