“Seandainya nge-lag yang terjadi, pasti kondisinya sesuai dengan kapan waktu komputer nge-lag, contoh nge-lag terjadi pas ujian berlangsung, maka soal hilang, dan ujian harus diulang,” ucap doktor lulusan Ilmu Komputer ITS itu.
Lebih lanjut, Solichul Huda mengatakan jika nge-lag terjadi saat perangkingan skor, tinggal jaringan direboot hidupkan lagi dan dibatasi penggunaanya, tunggu 10 menit, skor keluar lagi dan pasti skor tidak berubah.
“Sulit diterima alasannya jika perubahan skor karena komputer nge-lag dimana skor sudah sempat keluar," jelasnya.
Ihwal dugaan manipulasi, Solichul Huda menerangkan hal itu butuh uji forensik terhadap aplikasi dan database aplikasi untuk membuktikan ada atau tidaknya manipulasi.
Menurutnya, proses digital forensik tidak membutuhkan waktu lama.
Hanya butuh waktu 1 hari untuk menguji validasi penyebab utama perubahan skor dan menganalisa aplikasi ada atau tidaknya manipulasi.
Huda mengaku prihatin atas kejadian yang terjadi di Kota Kretek.
Solichul Huda mengungkapkan akan bersedia membantu menyelesaikan kasus tersebut dari sisi IT.
"Kalau masyarakat mempercayai saya dan saya bantu secara cuma-cuma," tandasnya. (goz)