Ia menambahkan bahwa pihak KBRI juga telah membantu mengurus paspor-paspor yang hilang karena terdampak gempa.
"Sedang diurus, kemarin kita sempat dibagikan gogle form dan Senin insyaallah bakal diurus oleh KBRI," tandas Hammam.
Seperti diberitakan, gempa bermagnitudo 7,8 yang menguncang Turki pada Senin (6/2) menyebabkan ribuan nyawa orang melayang dan sejumlah gedung-gedung menjadi runtuh.
Salah satu warga indonesia yang kini sedang berada di Turki dan menempuh Pendidikan S1 di Kahramanmaraş Sütçü İmam University, Hammam Ishthifaulloh mengaku berada di dalam apartemen saat terjadi gempa.
"Di dalam apartemen, bareng teman saya, pas keluar apartemen itu alhamdulilah-nya belum runtuh, tapi sekitar apartemen saya sudah banyak yang runtuh gedung-gedung apartemenya," ujarnya.
"Barang saya cuman handphone sama badan saya sendiri yang saya selamatkan kemarin, dan enggak sempat balik lagi ke apartemen karena sudah bahaya juga untuk masuk (ke apartemen)," imbuh Hammam yang juga Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Kahramanmaraş.