TRIBUNMURIA.COM, SALATIGA – Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Salatiga, Henny Mulyani meminta para peternak sapi untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit Lumpy Skin Disease (LSD).
Menurutnya di penyakit tersebut harus diwaspadai karena LSD sangat mudah menular dan di Kota Salatiga terdapat satu sapi yang terindikasi LSD.
Kasus tersebut tepatnya berada di Kelurahan Kutowinangun Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.
“Jenis sapi perah, ada satu ekor yang terindikasi. Gejalanya demam tinggi, nafsu makan naik turun serta timbul benjolan berisi cairan di bagian dada dan punggung,” kata Henny kepada Tribunjateng.com, Rabu (4/1/2023).
Baca juga: Harga Bumbu Dapur dan Sayuran di Pasar Kudus Naik, Cabai Rawit Merah Rp 75 Ribu Per Kg
Baca juga: Mengabdi Puluhan Tahun dan Tiap Hari Tempuh Jarak 20 Km, Ini Curhatan Pegawai Tidak Tetap di Blora
Baca juga: Kapal Perang akan Angkut BBM ke Karimunjawa, KRI Makassar Tiba di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
Pihaknya sudah menindaklanjuti terkait laporan kasus tersebut dengan melakukan pengobatan dan langkah koordinasi dengan BBVet wates dan Dinkeswan Propinsi Jateng.
“BBVet Wates sudah melakukan pengambilan sampel terhadap semua sapi di kandang tersebut. Kita masih menunggu hasilnya,” jelas Henny.
Beberapa sapi juga sudah dilakukan isolasi karantina, pengobatan dan perawatan luka bagi yang terpapar.
“Untuk semua peternak kami imbau melakukan pengendalian vektor dan biosecurity,” ungkapnya.
Menurutnya hewan ternak yang terjangkit LSD terdapat gejala demam mencapai suhu 41 derajat, produksi susu turun, benjolan berisi cairan di kulit, nafas cepat.
“Ada juga leleran di hidung dan mata, serta nafsu makan turun,” kata Henny.
Dirinya menghimbau untuk para peternak khususnya di Kota Salatiga yang memiliki hewan peliharaan terindikasi LSD harus segera melapor ke dinas terkait agar cepat ditangani.
“Penanganan terhadap ternak yang terkena LSD harus dilakukan secara cepat dan menyeluruh agar tidak menular,” papar Henny. (han)