"Karena ini masih proses penyelidikan dan pendalaman-pendalaman, kami tidak bisa menginformasikan terlalu dalam karena dikhawatirkan akan mendahului apa yang sedang dikerjakan kepolisian dan dikhawatirkan mengganggu proses penyelidikan yang dilakukan," tuturnya.
Terkait promosi jabatan itu, kata dia, sebelumnya, Iwan Budi sedang melakukan perjalanan ke Padang bersama tiga orang rekan kerja di satu dinas.
Sebelum berangkat ke Padang, Iwan mendengar akan dipromosikan menjadi Kabid II Penetapan Pajak. Dia pun bersemangat mendapat kabar itu.
Namun, sepulang dari Padang, Iwan menjadi ragu atas jabatan akan diemban.
Tak berselang lama, terjadilah pembunuhan itu.
"Hubungan-hubungan itu yang sedang didalami kepolisian, apa kaitannya pak Iwan akan mendapat promo itu dengan orang yang menghendaki, melibatkan orang lain."
"Tiba-tiba pak Iwan mengurungkan niat mendapat jabatan itu dan tiba-tiba terjadi pembunuhan itu," imbuhnya.
Dikatakannya, fakta relasi kejadian itu ditemukan polisi berupa data-data komunikasi percakapan antara orang yang menginginkan jabatan itu dengan dukun yang diperiksa.
Serta, pihak lain juga turut berperan datang ke orang pintar ini.
"Spare waktunya saya lupa. Tapi, waktu itu, Iwan masih hidup. Terus, dia pergi ke Padang, pulang, terus terjadi pembunuhan ini."
"Waktunya dekat, masih bulan Agustus," terangnya.
Motif lain di balik promosi jabatan
Ia menduga, ada dua kemungkian motif lain dibalik perebutan jabatan tersebut, apakah itu motif ekonomi atau motif pajak.
Karena, jabatan diinginkan seserorang terkait penertiban pajak.
"Apakah ada motif dibalik itu? Apakah ada kaitannya dengan wajib pajak tertentu? Apakah ada relasinya dengan kematian?"