Sampah-sampah berdatangan dari berbagai penjuru tiap musim penghujan tiba. Serbuan sampah yang tak terkira banyaknya itu datang dari arah hulu, hingga menganggu aktivitas nelayan di Tambakrejo, Semarang. Seperti apa?
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Kampung nelayan Tambakrejo, Tanjung Mas, Kota Semarang diserbu sampah setiap kali memasuki musim penghujan.
Menurut warga, volume sampah kian bertambah hujan menderas. Aliran air dari hulum membawa tumpukan sampah, entak siapa yang membuangnya.
Selain mengganggu pemandangan, sampah-sampah tersebut mengganggu aktivitas nelayan.
"Setiap memasuki musim penghujan sampah kiriman ini lebih banyak karena dibawa luapan air banjir dari hulu ke muara sungai," ujar warga Tambakrejo, Marzuki, kepada TribunMuria.com, Sabtu (8/10/2022).
Kampung Tambakrejo berada di samping kiri barat aliran Banjir Kanal Timur (BKT) yang ujung muaranya hanya berjarak selemparan batu dari area perkampungan tersebut.
Pengamatan Tribun di lokasi, mayoritas sampah berupa sampah anorganik berupa plastik makanan, deterjen, popok bayi, dan lainnya.
Bahkan, kasur dan ban juga dapat ditemui di aliran kali tersebut.
"Betul, mayoritas sampah anorganik, tentu mengganggu kami terutama saat hendak melaut sampah-sampah sering tersangkut di kincir mesin," ungkapnya.
Persoalan lainnya, sampah-sampah tersebut berimbas pada berkurangnya pendapatan ikan para nelayan.
Musababnya, habitat ikan di area muara hingga sepanjang pantai terganggu dengan banyaknya sampah di perairan tersebut.
"Hal itu yang membuat ikan pada lari," jelasnya.
Warga sekitar sebenarnya sudah berupaya membersihkan kiriman sampah dari hulu tersebut dengan rutin kerja bakti membersihkan kampung seminggu satu kali.
Tapi apa daya, kiriman sampah lebih banyak dari yang dibersihkan.
Bahkan, pengamatan Marzuki dari mulai menjadi nelayan pada tahun 2005 hingga sekarang, tiap tahun volume sampah kian bertambah.