TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - SMK Raden Umar Said menjadi sekolah swasta favorit di Kabupaten Kudus.
Sekolah itu bahkan menolak hingga 600-an orang calon siswa yang mendaftar ke sekolah tersebut pada tahun ajaran baru 2022/2023 ini.
Kepala SMK Raden Umar Said, Fariduddin menjelaskan, pada tahun 2022 ini hanya bisa menerima sebanyak 423 siswa baru.
Padahal jumlah pendaftarnya mencapai 1.000 orang siswa pada tahun ajaran baru ini.
"Tahun ini kami hanya bisa menerima 423 siswa baru. Padahal yang daftar sampai 1.000 lebih," ujar dia, saat ditemui di kantornya, Jalan Sukun Raya nomor 9, Besito, Kecamatan Gebog, Kudus.
Baca juga: Hilang pada Menit-menit Akhir Penutupan, Lima Nama CPD PPDB Online SMAN 1 Batang Sudah Dikembalikan
Baca juga: Izinkan Masyarakat Salat Iduladha Tanpa Jarak, DMI Batang Tetap Ingatkan Penerapan Prokes
Baca juga: Pemerintah Kota Pekalongan Targetkan 10 Persen Penerima Bantuan PKH Tahun Ini Bisa Sejahtera
Fariduddin menjelaskan, banyaknya peminat di sekolah tersebut karena konsep pembelajaranya yang menyenangkan.
Sekolah mengedepankan kesukaan siswanya untuk bisa menyerap mata pelajaran yang lebih baik.
Misalnya, tren media sosial Tiktok yang umumnya hanya dipakai untuk hiburan semata.
Namun juga dipakai untuk mendukung kegiatan belajar siswa agar lebih mudah dipahami.
Pasalnya metode pembelajaran yang dipakai sekolah tersebut untuk mengutamakan passion dan talent anak.
"Yang gemar Tiktok ayo kita layani, yang sukanya basket ayo, biliar ayo. Dengan mengikuti kemauan anak ini jadi lebih mudah masuk ke pelajaran," ujar dia.
Termasuk ruang belajar siswanya yang dipakai pada sekolah itu tidak sama dengan sekolah pada umumnya.
Menurut dia, guru yang mengajar tidak harus berada di depan kelas.
Namun juga bisa berada di samping siswanya.
"Jadi sekolah kami ini mengedepankan gerakan sekolah menyenangkan (GSM)," kata dia.
Baca juga: Petilasan Mbah Modo Lereng Gunung Muria, Kudus, Dipercaya Jadi Tempat Gajah Mada Mengasingkan Diri
Baca juga: Carlos Fortes Alami Cedera pada Laga Leg Pertama PSIS Kontra Arema FC, Ini Kondisinya Sekarang
Baca juga: Sembilan Nama Pendaftar SMAN 1 Batang Hilang pada PPDB Online, Disdikbud Jateng: Tak Ada Hacker
Fariduddin menjelaskan, materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa juga tidak semuanya mengambil acuan dari kurikulum pemerintah.
SMK RUS hanya memberikan kurikulum esensial yang terintegrasi dengan kejuruan terkait.
Dia mencontohkan, kejuruan animasi mendapatkan materi pembelajaran bahasa Indonesia yang berkaitan dengan sastra.
Kemudian mata pelajaran matematika yang diberikan kepada siswa berkaitan dengan menghitung kalkulasi biaya pembuatan animasi.
"Jadi mata pelajaran yang diberikan perspektifnya tetap sesuai dengan kejuruannya," ujarnya.
Sejumlah metode dan materi pembelajaran itulah yang membuat daya tarik tersendiri orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sana.
Adapun tiga kejuruan yang tinggi peminatnya adalah kejuruan pada bidang ekonomi kreatif (Ekraf), yakni animasi, desain komunikasi visual (DKV) dan pengembangan perangkat lunak dan gim (PPLG).
Peminatnya tidak hanya dari dalam kota, tapi juga luar kota. Misalnya Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang mengincar sekolah tersebut.
Berdasarkan data siswa yang masuk dari tiga kejuruan tersebut, sebanyak 57 persen di antaranya berasal dari luar kota dan 43 persen dalam kota.
Dalam proses seleksi, pihaknya mengesampingkan nilai akademik siswa dan lebih mengutamakan portofolio siswa terhadap kejuruan yang dipilih.
Dengan begitu, siswa yang mendaftar sudah tersaring dari minat dan bakatnya.
"Karena kalau tidak ada minat sebelumnya kasihan siswanya. Bisa jadi baru dua atau tiga bulan sudah tidak betah, lebih baik memang dari awal sudah memiliki minat sesuai kejuruannya," ujar dia.
Calon siswa dari dalam kota atau luar kota punya kesempatan yang sama, karena standar yang ditetapkan pun sama.
Namun diakuinya dari standar itu lebih banyak siswa dari luar kota yang bisa lolos seleksi.
Padahal, siswa luar Kudus, harus membayar uang gedung dan sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) yang lebih mahal.
"Sebenarnya biayanya sama, tapi karena siswa dari Kabupaten Kudus mendapatkan subsidi jadi lebih murah," kata dia.
Uang gedung untuk tiga kejuruan favorit itu bagi siswa dari dalam kota sebesar Rp 4 juta dan SPP sebesar Rp 650 ribu.
Kemudian bagi siswa dari luar kota dikenakan uang gedung Rp 12 juta dan SPP sebesar Rp 1,35 juta.
Biaya itu belum termasuk seragam sekolah anak yang mencapai Rp 2 juta per orang.
Namun kelebihan dari biaya besar itu, sudah tidak ada lagi biaya yang dikenakan kepada siswa saat kunjungan industri.
"Biayanya memang berbeda-beda, tergantung kejuruannya. Selain tiga itu juga kami masih punya kejuruan desain dan produksi grafika," jelas dia.
Dia berharap, sekolah tersebut bisa mencetak bibit unggul dalam berkarya pada industri.
Saat ini, siswa lulusan sekolahnya sudah banyak yang diminta bekerja perusahaan dalam dan luar negeri.
Hal itu juga menjadi nilai tambah untuk orang tua mempercayakan pendidikan anaknya di sekolah tersebut.
"90 persen anak di sini yang belum lulus tapi sudah diinden perusahaan. Bahkan mereka yang bekerja itu gajinya langsung melebihi kepala sekolahnya," katanya.
Baca juga: Pemerintah Kota Pekalongan Targetkan 10 Persen Penerima Bantuan PKH Tahun Ini Bisa Sejahtera
Baca juga: Izinkan Masyarakat Salat Iduladha Tanpa Jarak, DMI Batang Tetap Ingatkan Penerapan Prokes
Baca juga: Besok Sabtu, Masjid Al Khuzaemah Kajen Pekalongan Gelar Salat Idul Adha
Dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak 70 orang guru itu harapannya bisa mendukung pembinaan pendidikan siswa.
Bahkan sekolah itu juga memiliki studio ilustrasi, colouring, rendering, lightning, dan animate.
Rencananya, para siswa sudah mulai mengikuti kegiatan pembelajaran pada tanggal 13 Juli 2022 mendatang. (*)