Berita Pati

Dampak Rob di Pati, Petani Tambak Diperkirakan Rugi Muliaran Rupiah

Penulis: Mazka Hauzan Naufal
Editor: Moch Anhar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Puncak rob di wilayah pesisir Kabupaten Pati, Senin (23/5/2022).

TRIBUNJATENG.COM, PATI - Peristiwa pasang besar air laut, atau yang dikenal dengan sebutan rob, juga terjadi di wilayah pesisir Kabupaten Pati.

Terdapat dua kecamatan yang terdampak, yakni Tayu dan Dukuhseti.

“Kenaikan tinggi permukaan air laut diimbangi angin dari timur, sehingga warga di pesisir utara merasakan langsung dampaknya. Di Pati, kerugian terbesar diakibatkan rusaknya areal tambak, hampir di semua wilayah Kecamatan Tayu, ada (Desa) Dororejo, Tunggulsari, kemudian beberapa desa di Dukuhseti ada Banyutowo, Slempung, Puncel, hampir semuanya tambak terdampak kerusakan akibat rob,” kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, Martinus Budi Prasetya, Selasa (24/5/2022).

Baca juga: Kaki Gatal dan Perut Mulas Jadi Keluhan Warga Terdampak Banjir Rob di Semarang

Baca juga: Asosiasi Futsal Kota Semarang Perkenalkan Manajer dan Pengurus untuk Porprov 2023

Baca juga: Hati-hati, Wartawan Gadungan Mengaku dari Tribunnews.com, Memeras dengan Modus Video Call Mesum

Ia menuturkan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa rob di wilayah Pati.

Hanya saja, warga mengalami kerugian akibat hilangnya ikan bandeng di tambak mereka yang hanyut terbawa air pasang.

“Kerugian pasti belum dihitung, perkiraan miliaran rupiah karena komoditas utama tambak bandeng hilang semua, tapi belum dihitung pasti luasannya berapa hektare, populasi bandeng berapa. Namun diperkirakan ratusan juta sampai miliaran rupiah,” papar Budi.

Area permukiman, sebut dia, juga terdampak. Namun hanya sebagian kecil.

Di Desa Tunggulsari Kecamatan Tayu, misalnya, ada sekira 80 rumah yang kemasukan air laut.

“Rumah tidak rusak, tapi air menggenang dalam rumah sampai setinggi 20 sentimeter,” tutur Budi.

Ia mengimbau agar masyarakat menunda dulu aktivitas di laut dan pantai. Hal ini untuk menghindari timbulnya korban jiwa.

“Pembenahan kerusakan tanggul, tambak, dilakukan setelah air surut, jangan saat air pasang masih tinggi,” kata dia.

Budi menambahkan, pihaknya belum mendirikan posko pengungsian. Hal ini lantaran air yang masuk permukiman tidak terlalu tinggi. Masyarakat masih beraktivitas di rumah seperti biasa.

Setiyo, warga Dukuhseti, mengatakan bahwa kemarin Senin (23/5/2022) gelombang air laut meninggi dan limpas ke permukiman dan pertambakan.

Namun, hari ini air mulai surut dan hingga petang belum ada tanda-tanda pasang lagi.

Sementara, Camat Dukuhseti, Imam RIfai mengatakan bahwa tanggul penahan gelombang di wilayahnya rusak sepanjang 50 meter. Menurutnya air pasang kali ini tertinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Baca juga: Sinoeng Ajak OPD Tancap Gas Percepatan Pembangunan dan Perekonomian Kota

Baca juga: Banjir Rob di Kota Pekalongan, Air Melimpas Deras, Warga Mencari Ikan Masuk ke Daratan

Halaman
12