TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Rentetan kejadian dugaan bunuh diri dalam sehari, (6/5/2022) lalu di Kabupaten Sragen menjadi sebuah ironi.
Terlebih, dua korban yang ditemukan meninggal gantung diri berstatus ayah dan anaknya yang masih balita.
Terlepas dari kasus itu, keputusan untuk mengakhiri hidup umumnya karena depresi.
Pemerintah di tingkat terbawah punya peran vital untuk memastikan warga di lingkungannya baik-baik saja kondisi psikisnya.
Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta pemangku kepentingan di tingkat RT/RW dan desa/kelurahan untuk ikut mengurangi tingkat depresi di kalangan warga.
Baca juga: Teror Pria Pamer Alat Vital di Cemolorejo Semarang Sasar Gadis SMP dan Wanita Dewasa
Baca juga: Dua Pemakaman Semarang Ini Tampung Orang Telantar Meninggal Tanpa Identitas
Baca juga: Yuk Ramaikan, Batang Expo 2022 Bakal Hadirkan Penyanyi Tembang Jawa Woro Widowati
Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menciptakan kebersamaan dan keterbukaan.
Pemerintah bisa membuat kegiatan yang membuat warga saling terbuka dan peduli satu sama lain.
"Pak RT, Pak RW, Pak Lurah dan semua pihak yang bersentuhan langsung dengan warga, ciptakan ruang kebersamaan. Buat kegiatan apa saja yang positif yang bisa saling terbuka," kata Mensos dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Sragen (15/5/2022).
Menurut Risma, baik AR maupun S, pelaku yang diduga bunuh diri, mungkin saja orang yang pendiam.
Karena itu, warga di lingkungan di sekitar mereka lah yang seharusnya lebih peka dan peduli terhadap sesama.
Baca juga: FKMK Gelar Kudus Festival di Jakarta, Eris Ingin Kenalkan Budaya Khas Kota Kretek
Baca juga: Bupati Kudus Harap Pemuda Panca Marga Dapat Mendata Anak Cucu Veteran
Baca juga: Mau Mesin Tetap Awet, Berikut Tips Memilih Oli Untuk Tunggangan Kesayangan dari Astra Motor Jateng
Perlu suasana lebih terbuka, ada ruang komunikasi yang baik antar warga, atau saluran untuk menyampaikan isi hati kepada teman atau tetangga.
"Dengan begitu beban pikiran bisa dikurangi," kata Mensos. (*)