Berita Semarang
Dua Pemakaman Semarang Ini Tampung Orang Telantar Meninggal Tanpa Identitas
Diakui atau tidak, sudut-sudut di Kota Semarang masih banyak Pengemis, Gelandangan dan Orang telantar (PGOT).
Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Diakui atau tidak, sudut-sudut di Kota Semarang masih banyak Pengemis, Gelandangan dan Orang Telantar (PGOT).
Lantas bagaimana mereka yang hidup di jalanan tanpa identitas ketika meninggal dunia?
Di Kota Semarang terdapat dua pemakaman yang menampung para PGOT yang meninggal tanpa identitas termasuk orang gila.
Baca juga: FKMK Gelar Kudus Festival di Jakarta, Eris Ingin Kenalkan Budaya Khas Kota Kretek
Baca juga: Bupati Kudus Harap Pemuda Panca Marga Dapat Mendata Anak Cucu Veteran
Baca juga: Mau Mesin Tetap Awet, Berikut Tips Memilih Oli Untuk Tunggangan Kesayangan dari Astra Motor Jateng
Mereka ditampung di dua area pemakaman pertama di Beringin yang dikelola Panti Rehabilitasi Sosial Among Jiwo dan Tempat Pemakaman RSUP Kariadi Semarang di area Bergota.
"Iya,memang ada kendala ketika PGOT meninggal tanpa identitas dikuburkan di pemakaman biasa karena terkendala identitas," jelas Sub Koordinator Tuna Susila dan Perdagangan Orang (TSPO) Dinas Sosial Kota Semarang, Bambang Sumedi, Senin (16/5/2022).
Kasus terakhir ada orang telantar sakit di Tawangsari, Semarang Barat, yang tak memiliki identitas.
Warga yang sempat merawat orang telantar itu kesulitan sebab orang itu hingga meninggal dunia tak diketahui identitasnya.
Kemudian warga melaporkan ke Dinsos Semarang.
Dinsos lalu segera berkoodinasi dengan petugas Among Jiwo untuk proses pemakaman.
"Di Among Jiwo dekat dengan TPU Beringin di situ makamnya masih lumayan luas untuk jumlahnya kurang hafal," ucapnya.
Pihaknya hanya menangani kasus PGOT tanpa identitas yang meninggal dunia selain di jalan raya.
Semisal meninggal di jalan raya maka biasanya dibawa ke RSUP Kariadi Semarang.
Nantinya PGOT meninggal di jalan juga melibatkan pihak kepolisian dalam hal ini yakni Inafis.
"Di Kariadi ada pemakaman khusus di Bergota, pemakaman Mr x Mrs X karena tak ada identitas," paparnya.
Baca juga: FKMK Gelar Kudus Festival di Jakarta, Eris Ingin Kenalkan Budaya Khas Kota Kretek
Baca juga: Pasar Krempyeng di Cepu, Kearifan Lokal untuk Bangkitkan Perekonomian Masyarakat Blora
Baca juga: Teror Pria Pamer Alat Vital di Cemolorejo Semarang Sasar Gadis SMP dan Wanita Dewasa
Terpisah, Penjaga Pemakaman RSUP Kariadi, Mujiono menuturkan, kawasan makam tanpa identitas memang bercampur dengan makam pasien RSUP Kariadi.
Mayat tanpa identitas biasanya dari gelandangan, korban tabrak lari, dan lainnya.
"Saya sudah jaga di sini 30 tahun, menggantikan Bapak. Mungkin sudah ada ratusan mayat tanpa identitas dimakamkan di sini," terangnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/Petugas-Dinsos-165.jpg)