Berita Nasional
'Partai Ulama Bukan Komoditi Jualan', Kader PPP Ingatkan Romahurmuziy Tak Obral Kursi Ketua Umum
Kader PPP ingatkan eks ketua umum Romahurmuziy atau Rommy untuk tak obral bursa calon Ketua Umum Partai Ulama ke pihak eksternal.
TRIBUNMURIA.COM, JAKARTA - Langkah Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy atau Gus Rommy, mengajak sejumlah tokoh non-kader untuk menjadi kandidat calon Ketua Umum PPP mendapat reaksi negatif dari sejumlah kader.
Di antarnya disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Jakarta Timur, Ahmad Rifa'i.
Rifa'i mengingatkan Gus Rommy untuk tak memperdagangkan partai dengan menawarkan kursi ketua umum kepada pihak eksternal.
Belakangan, nama non-kader yang santre disebut sebagai kandidat calon Ketua Umum PPP adalah Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.
"Malu rasanya mendengar PPP didagangin Rommy. Seolah-olah partai ulama ini hanya jadi komoditas jualan yang diobral ke mana-mana" kata Rifa'i, Kamis (29/5).
Ia turut menyorot kepemimpinan Rommy saat menduduki kursi ketua umum PPP pada 2016 hingga 2019.
Saat itu, Rommy ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena terlibat karena terima suap untuk jual beli jabatan di Kementerian Agama (Kemenag).
"Bagai petir di siang bolong, dunia kontan terasa gelap. Perjuangan kami berbulan-bulan untuk mempertahankan empat kursi DPRD dan satu kursi DPR RI di Jakarta Timur langsung runtuh saat itu juga" ungkap Rifa'i.
Setelah kasus yang menjerat Rommy itu, PPP kesulitan dalam menghadapi pemilihan umum (Pemilu) 2019.
Apalagi ia saat itu pemimpin tertinggi partai berlambang Ka'bah. Karenanya, ia mendesak Rommy untuk tidak lagi mengganggu PPP jelang Muktamar tahun ini.
"Jangan ganggu PPP lagi kalau tidak ingin kualat dengan warisan para ulama. Biarkan kader bekerja untuk kembalikan kejayaan PPP," ujar Rifa'i.
Sebelumnya, peringatan terhadap Rommy juga disampaikan Wakil Ketua Umum PPP, Rusli Effendi.
Ia menyayangkan sikap Rommy yang menawarkan jabatan ketua umum partai berlambang Ka'bah itu pihak-pihak eksternal.
Menurutnya, Rommy sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Partai telah melakukan eksploitasi terhadap PPP.
"Sangat tidak etis, seperti mengeksploitasi partai dan seolah-olah ini merupakan barang dagangan," ujar Rusli, Senin (26/5).
Rusli sendiri terbuka jika tokoh dari eksternal ingin bergabung dengan PPP. Namun, ia mengingatkan mekanisme dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) yang mengatur masuk dan keluarnya seseorang dari PPP.
"Kami menyambut baik kalau ada tokoh yang mau bergabung bersama dan berjuang untuk membangun bangsa, ahlan wa sahlan, tapi tentu semua ada mekanismenya, kalau di PPP ada AD/ART."
"Saya rasa tidak hanya PPP yang memiliki mekanisme, namun partai lain atau di setiap organisasi manapun juga punya," tegas Rusli.
Rusli berharap, ke depannya para kader tetap dapat menjaga muruah PPP dan tidak memperdagangkan partai.
Apalagi saat ini ia melihat, nama-nama dari internal PPP masih layak diberi kesempatan untuk memimpin partai berlambang Ka'bah itu.
"Saya pastikan sebagai kader yang bergerak dari bawah, bahwa calon dari internal PPP masih mumpuni dan pantas tentunya tidak kalah dengan tokoh-tokoh eksternal," ujar Rusli.
Diketahui, Ketua Majelis Pertimbangan Partai PPP, Romahurmuziy mengungkap sejumlah nama dari eksternal yang masuk bursa calon ketua umum PPP.
Mereka adalah mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, hingga eks Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.
Bahkan, Rommy menyebut pernah membujuk Anies untuk menjadi ketua umum PPP. Ia juga mengaku sudah berkonsultasi dengan Joko Widodo (Jokowi) terkait nama Amran Sulaiman.
"Saya berusaha sebisa mungkin agar partai ini kembali ke Senayan. Effort untuk ke situ maha berat, mengingat belum ada satu sejarah pun sejak 1998, partai yang terlempar dari Senayan, mampu kembali," ujar Rommy, Senin (26/5).
Karenanya, sambung Rommy, dibutuhkan extraordinary power dan extra ordinary leader untuk memimpin PPP.
Menurut dia, lantaran asalan itu, ia berusaha membujuk banyak tokoh yang dinilai mampu menahkodai PPP ke arah yang lebih baik, setelah terlempar dari Senayan. (Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kader Ingatkan Rommy Tak Obral Partai: PPP Bukan Komoditas Jualan
Menteri ATR Sebut 60 Keluarga Kuasai Hmapir 50 Persen Tanah Indonesia, LSKB: Distribusikan |
![]() |
---|
Aktivis Muda Nahdliyin Sayangkan Keterlibatan PBNU dalam Industri Tambang Ekstraktif |
![]() |
---|
MUI Minta Aparat Usut Tuntas Kasus Perusakan Bangunan Diduga Gereja Kristen di Sukabumi |
![]() |
---|
Ihwal Putusan MK Pisahkan Pemilihan Umum, Zulfikar: Sebut Momen Penyesuaian Pemilu dan Pilkada |
![]() |
---|
Mau Berwisata Keliling Pulau Dewa Lebih Santai dan Nymana? Bali Touristic Sarankan Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.