Polisi Tembak Mati Paskibra Semarang
Geram Kasus Polisi Tembak Mati Siswa SMK di Semarang, Komisi III DPR: Kapolri Pelur Dievaluasi
Polisi tembak mati siswa SMK di Semarang, Ketua Komisi III DPR Habiburokhman menilai Kapolrestabes Semarang dan Kapolri perlu dievaluasi secara khusus
TRIBUNMURIA.COM, JAKARTA - Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar membuat Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, geram.
Musababnya, Irwan Anwar, sulit diajak komunikasi dan tak mau mengangkat telepon dari Habiburokhman.
Habiburokhman menghubungi Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar, guna mencari tahu duduk persoalan polisi tembak mati siswa SMK di Semarang.
Baca juga: Makam Siswa SMK Semarang Ditembak Mati Polisi Dibongkar, Polda Jateng: Ekshumasi, Lengkap Bukti
Baca juga: Polisi Tembak Mati Pelajar SMK di Semarang, Polda Jateng: Tak Didahului Tembakan Peringatan
Baca juga: Sorot Polisi Tembak Mati Pelajar SMK di Semarang, Kompolnas: Perketat Pengendalian Penggunaan Senpi
Habiburokhman menduga, ada sesuatu yang ditutupi dan ketidaktransparanan dari Kapolrestabes Semarang, berkait peristiwa yang menjadi sorotan nasional ini.
Petinggi Partai Gerindra itu, menilai kinerja Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar perlu dievaluasi secara khusus.
Pun demikian dengan kinerja Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, juga perlu dievaluasi.
Terlebih, peristiwa polisi tembak mati pelajar SMK 4 Semarang ini tak berselang lama dengan peristiwa menggemparkan lainnya di Solok Selatan, Sumatra Barat (Sumbar), di perwira polisi tembak mati perwira Polri lainnya demi melindungi tambang ilegal.
Habiburokhman menegaskan, selain peristiwa Semarang, Komisi III DPR RI juga akan memanggil pejabat terkait untuk mendalami kasus polisi tembak polisi di Solok Selatan,Sumbar.
"Iya persis, persis (akan bahas kasus penembakan Solok Selatan juga). Hari Selasa," kata Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (29/11/2024).
Menurutnya, hal ini perlu dibahas karena bisa mempengaruhi citra Polri secara keseluruhan.
Terkait kasus di Semarang, Habiburokhman menilai Kapolres Semarang perlu dievaluasi secara khusus.
"Kejadian di Semarang ini benar-benar memprihatinkan ini, kinerja Kapolri ini perlu dievaluasi seperti apa."
"Jangan sampai nila setitik merusak susu sebelanga, itu peribahasannya. Apalagi Kapolresnya ini susah sekali berkomunikasi," ucapnya.
Tak percaya korban anggota genster
Lebih lanjut, ia juga heran jika polisi di Semarang menyebut korban sebagai kelompok kriminal atau gangster.
Padahal, korban adalah siswa SMK yang dikenal berprestasi.
Di sisi lain, Komisi III DPR RI juga ingin mengetahui soal mekanisme penggunaan senjata api di Polri.
"Kalau senpi yang kita pengen cek itu bagaimana mekanisme audit yang reguler, kalau orang pertama mendapatkan senpi oke lah ya," ujarnya.
Diketahui, peristiwa penembakan ini terjadi di area Perumahan Paramount, Semarang Barat, Minggu pukul 01.00 WIB dini hari.
Pelaku adalah Aipda RZ atau Robig Zaenudin, seorang anggota Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Semarang.
Ia melakukan penembakan hingga melukai tiga orang, yaitu GRO, S, dan A.
GRO atau Gamma Rizkynata Oktafandy meninggal dunia akibat tembakan tersebut.
Korban S dan A mengalami luka tembak tetapi masih selamat.
Polisi menjelaskan, di lokasi tersebut tengah terjadi tawuran antara Geng Tanggul Pojok melawan Geng Seroja.
Polisi menyebut korban GRO disebut termasuk ke dalam Geng Tanggul Pojok.
RZ yang saat itu tengah dalam perjalanan pulang ke rumah melihat ada tawuran akhirnya berusaha melerai.
Namun, karena para remaja disebut melawan, RZ melakukan tindakan berupa penembakan sebanyak dua kali.
"Saat kedua kelompok gangster ini melakukan tawuran, muncul anggota polisi. Kemudian dilakukan upaya untuk melerai."
"Namun, ternyata anggota polisi informasinya diserang, sehingga dilakukan tindakan tegas," paparnya.
Pihak sekolah: korban siswa berprestasi
Namun, pihak sekolah menilai GRO tidak mungkin terlibat tawuran.
GRO disebut sebagai siswa berprestasi dan anggota aktif Paskibra SMKN 4 Semarang.
Dia tinggal bersama neneknya di Kembangarum, Semarang Barat, setelah kehilangan ibunya.
Sementara, sang ayah tinggal di Sragen, Jawa Tengah.
Pihak sekolah menggambarkan GRO sebagai siswa teladan dengan nilai akademis yang baik dan kepribadian yang positif.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMKN 4 Semarang, Agus Riswantini, menyatakan pihaknya masih mencari kejelasan kronologi kejadian.
“Korban adalah siswa yang berprestasi. Kami masih menunggu informasi resmi dari pihak keluarga dan kepolisian,” kata Agus. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Selasa Depan, Komisi III DPR Panggil Kapolres Semarang Bahas Kasus Polisi Tembak Siswa SMK
Komisi III DPR
Habiburokhman
polisi
tembak mati
siswa
SMK 4 Semarang
Kapolri
Kapolrestabes Semarang
dievaluasi
Andy Menangis Puas Aipda Robig Dihukum 15 Tahun Penjara, Terdakwa Banding |
![]() |
---|
Dilimpahkan ke Kejaksaan, Aipda Robig Polisi 'Koboi' Tembak Mati Siswa SMK Semarang segera Disidang |
![]() |
---|
Keluarga Korban Penembakan Aipda Robig Merasa Diintimidasi, Ajukan Perlindugan ke LPSK |
![]() |
---|
Mengenang 40 Hari Meninggalnya Gamma, Cita-citanya Jadi TNI Pupus di Ujung Pistol Oknum Polisi |
![]() |
---|
Aksi Kamisan Semarang Peringati 40 Hari Kematian Gamma, Sorot Proses Rekonstruksi yang Tak Tuntas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.