Pilgub Jateng 2024
Tak Gelar Kampanye Akbar di Pilgub Jateng, PDIP Gerilya Per Dapil, Hendi: Mendekat ke Masyarakat
PDIP tak akan menggelar kampanye akbar di Pilgub Jateng 2024, diganti dengan gerilya per dapil. Hendi menyebut ini untuk dekatkan diri ke masyarakat.
Penulis: Rahdyan Trijoko Pamungkas | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tak akan menggelar kampanye akbar untuk Pemilihan Gubernur Jawa Tengah (Pilgub Jateng) 2024.
Pada Pilkada Jateng 2024, PDIP mengusung pasangan calon (paslon) nomor urut 1 di Andika Perkasa-Hendrar Prihadi (Hendi).
Hal ini dikonfirmasi Calon Wakil Gubernur Jateng nomor urut 1, Hendrar Prihadi.
Baca juga: Survei Litbang Kompas Pilkada Jateng 2024: Andika-Hendi Unggul Tipis, Suara Gen Z dan Y Dominan
Baca juga: KSP dan Tim Pemenangan Luthfi-Yasin Dinilai Rawan Konflik Kepentingan, Begini Respon AM Putranto
Baca juga: Jokowi Turun Kampanyekan Luthfi-Yasin di Pilgub Jateng, Siapkan Kegiatan di Sejumlah Wilayah
Hendi mengatakan, PDIP akan 'bergerilya' menggelar rangkaian kampanye per daerah pemilihan (dapil).
"Jadi kampanye-kampanye tertutup kecil. Hanya dihadiri 2-3 ribu maksimal 5 ribu orang."
"Akan tetapi, itu dilakukan di setiap dapil," jelasnya usai deklarasi pemenangan Andika-Hendi oleh alumni KNPI di Hotel Santika Semarang, Minggu (17/11/2024).
Menurutnya, ada sejumlah pertimbangan mengapa PDIP memutuskan tak menggelar kampanye akbar, memilih 'bergerilya' di setiap dapil.
Satu di antara pertimbangan itu adalah agar lebih mendekatkan kepada kelompok masyarakat.
"Insya Allah kampanye per dapil tidak membuat kemacetan yang parah," tutur mantan Wali Kota Semarang itu.
Hendi menyebut kampanye di hari terakhir merupakan pertimbangan dari Ketua DPD PDI Jateng Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul.
"Kampanye (akbar) di Semarang maupun di Solo diputuskan tidak jadi," ujarnya.
Ia mengatakan, Bambang Pacul menyebut harus prihatin jika mau menang.
Sebab kampanye saat ini disebutnya merupakan kampanye terberat sepanjang masa.
"Apalagi pasca-pilpres, kita harus membuat strategi salah satunya ya prihatin," tuturnya.
Unggul tipis dalam survei Litbang Kompas
Terpisah, sebelumnya diberitakan, persaingan antarpaslon di Pilkada Jateng 2024 semakin ketat. Litbang Kompas merilis hasil survei Pilkada Jawa Tengah 2024.
Kekuatan kedua paslon nyaris berimbang. Namun, elektabilitas pasangan nomor urut 01 Andika Perkasa-Hendrar Prihadi (Hendi), unggul tipis atas pasangan 02 Ahmad Luthfi-Taj Yasin.
Suara pemilih paslon Andika-Hendi di Pilgub Jateng 2024 dominan dari kalangan muda: Gen Z dan Gen Y.
Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas, tingkat elektabilitas Andika Perkasa-Hendrar Prihadi 28,8 persen; sedangkan Ahmad Luthfi-Taj Yasin 28,1 persen.
Pada survei Litbang Kompas ini, secara keseluruhan pemilih mengambang undecided voters masih dominan.
Tercatat, sebanyak 43,1 persen responden yang tidak tahu atau belum menentukan pilihan (undecided voters).
Sebagai informasi, survei melalui wawancara tatap muka ini digelar dari tanggal 10-15 Oktober 2024.
Survei ini melibatkan 1.000 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di Jawa Tengah.
Metode ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen, dengan margin of error lebih kurang 3,1 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Survei ini dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara).
Segmen pemilih Hasil survei juga menunjukkan, segmen pemilih dua pasangan calon tersebut berbeda.
1. Kelompok usia
Jika dilihat dari faktor usia, semakin muda usia pemilih, ia cenderung memilih Andika Perkasa-Hendrar Prihadi (Hendi).
Sedangkan, semakin tua usia, cenderung memilih Ahmad Luthfi-Taj Yasin.
Berikut hasil untuk Andika-Hendi:
- Gen Z (kurang dari 28 tahun): 36,2 persen
- Gen Y Muda (28-35 tahun): 30,7 persen
- Gen Y Madya (36-43 tahun): 29 persen
- Gen X (44-57 tahun): 22,8 persen
- Baby Boomers (58-76 tahun): 22,7 persen
Berikut hasil untuk Luthfi-Yasin:
- Gen Z (kurang dari 28 tahun): 25,5 persen
- Gen Y Muda (28-35 tahun): 28,6 persen
- Gen Y Madya (36-43 tahun): 26,6 persen
- Gen X (44-57 tahun): 32,7 persen
- Baby Boomers (58-76 tahun): 22,7 persen
Responden yang tidak tahu atau belum menentukan pilihan:
- Gen Z: 34,5 persen
- Gen Y Muda: 38,7 persen
- Gen Y Madya: 40,1 persen
- Gen X: 38,6 persen
- Baby Boomers: 50,1 persen
2. Status ekonomi sosial
Jika dilihat dari status ekonomi sosial, kelompok masyarakat kelas atas cenderung memilih Andika-Hendi.
Sedangkan, kelompok masyarakat bawah cenderung memilih Luthfi-Yasin.
Berikut hasil untuk Andika-Hendi:
- Bawah: 26,3 persen
- Menengah bawah: 30,9 persen
- Menengah atas: 26,3 persen
- Atas: 47,8 persen
Berikut hasil untuk Luthfi-Yasin
- Bawah: 28,6 persen
- Menengah bawah: 26,6 persen
- Menengah atas: 35 persen
- Atas: 21,7 persen
Responden yang tidak tahu atau belum menentukan pilihan:
- Bawah: 41 persen
- Menengah bawah: 39,6 persen
- Menengah atas: 27,4 persen
- Atas: 30,5 persen 3.
3. Level pendidikan
Jika dilihat dari level pendidikan, semakin tinggi pendidikan pemilih, ia cenderung memilih paslon Andika-Hendi.
Sedangkan, semakin rendah pendidikan pemilih, cenderung ke Luthfi-Yasin.
Berikut hasil untuk Andika-Hendi:
- Dasar: 26,3 persen
- Menengah: 34,2 persen
- Tinggi: 32,4 persen
Berikut hasil untuk Luthfi-Yasin:
- Dasar: 28,4 persen
- Menengah: 26,8 persen
- Tinggi: 29,7 persen
Responden yang tidak tahu atau belum menentukan pilihan:
- Dasar: 42 persen
- Menengah: 33,9 persen
- Tinggi: 29,8
4. Alasan memilih
Dalam menentukan pilihannya, sebanyak 20 persen pemilih menentukan pilihan dari kualitas calon gubernur dan/atau calon wakil gubernur.
Sebanyak 14,9 persen pemilih mendasarkan pilihannya pada tampilan fisik cagub/cawagub.
Lalu, sebanyak 12,7 persen mendasarkan pada pengalaman pada pemerintahan.
Sedangkan, sebanyak 8,5 persen mempertimbangkan dari integritas moral cagub/cawagub, misalnya tidak korupsi, jujur, dan adil.
Pertimbangan pilihan calon gubernur (ketokohan)
Berdasarkan hasil survei Pilkada Jateng 2024 Litbang Kompas, ada faktor-faktor ketokohan yang juga mendasari pertimbangan pemilih.
Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi); dan Presiden Prabowo Subianto; jadi dua nama teratas yang berpengaruh bagi warga Jateng dalam menentukan pilihan pada Pilkada Jateng 2024.
Bagi calon yang didukung Jokowi, dipertimbangkan pemilih sebanyak 43,9 persen; sebanyak 42,4 persen pemilih tidak mempertimbangkannya.
Bagi calon yang didukung Prabowo Subianto, dipertimbangkan pemilih sebanyak 41,2 persen; sebanyak 44,7 persen tidak mempertimbangkannya.
Bagi calon yang didukung Gibran Rakabuming Raka, dipertimbangkan pemilih sebanyak 35,2 persen; sebanyak 47,7 persen tak mempertimbangkannya.
Bagi calon yang didukung Ganjar Pranowo, dipertimbangkan pemilih sebanyak 34,7 persen; sebanyak 50,0 persen tidak mempertimbangkannya.
Bagi calon yang didukung Megawati, dipertimbangkan pemilih sebanyak 26,5 persen; sebanyak 57,1 persen tidak mempertimbangkannya.
Popularitas pasangan calon
Lalu, bagaimana dengan tingkat popularitas Andika Perkasa-Hendrar Prihadi dan Ahmad Luthfi-Taj Yasin di mata warga Jateng?
Bagi pasangan calon nomor urut 1 Andika-Hendi, mereka dikenal oleh pemilih lewat media sosial, persentasenya sebanyak 42,8 persen.
Sedangkan, 36,6 persen pemilih mengenalnya dari media; dan 34,2 persen mengenalnya dari spanduk, baliho, selebaran, dan lainnya.
Adapun pasangan calon nomor urut 2 Lutfhi-Yasin, sebanyak 46,3 persen pemilih mengenalnya lewat spanduk, baliho, selebaran, dan lainnya.
Sedangkan, 30,4 persen mengenal dari media sosial; dan 26,7 persen mengenal dari media massa.
Kelebihan dan kekurangan pasangan calon
Dalam survei Litbang Kompas ini juga memetakan kelebihan dan kekurangan tiap pasangan calon.
Sebanyak 38,3 persen pemilih memandang paslon Andika-Hendi memiliki karakter personal, seperti kemampuan kepemimpinan dan merakyat.
Lalu sebanyak 15,4 persen memandang dari sisi kinerja dan pengalaman.
Di sisi kekurangan, terdapat 6,0 persen pemilih yang memandang paslon nomor urut 1 ini memiliki kekurangan pada karakter personal, seperti kemampuan kepemimpinan dan merakyat.
Sementara itu, sebanyak 21,2 persen pemilih memandang paslon Luthfi-Yasin memiliki kelebihan pada karakter personal, seperti kemampuan kepemimpinan dan merakyat.
Sebanyak 16,0 persen memandang dari sisi identitas, seperti putra daerah, agama, etnis, dan lainnya. Sedangkan, 13 persen memandang dari sisi kinerja dan pengalaman.
Dari sisi kekurangan, terdapat 7,6 pemilih yang memandang paslon nomor urut 2 ini punya kekurangan pada karakter personal, seperti kemampuan kepemimpinan dan merakyat.
Pandangan
Pada hasil survei ini diketahui bahwa terdapat 43,1 persen pemilih yang belum menentukan pilihannya.
Jumlah ini melebihi tingkat elektabilitas dari kedua paslon.
Peneliti Litbang Kompas M Toto Suryaningtyas menilai, faktor tersebut disebabkan tak adanya sosok gubernur petahana.
"Pilkada Jateng ini problem dasarnya tidak ada petahana. Memang ada petahana, tapi itu kan Taj Yasin, bukan gubernur."
"Jadi enggak ada gubernur yang maju, jadi sosok kuat tidak ada," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (3/11/2024).
Ia juga memandang dari sisi sosial-budaya, yang mana warga Jateng akan menentukan pilihan di saat-saat terakhir. (*)
Ketua KPU Jawa Tengah Ungkap Putusan MK: Gugatan Pilgub Jateng Tidak Relevan untuk Dilanjutkan |
![]() |
---|
Rekapitulasi Hasil Pilkada Jateng KPU Kudus: Partisipasi Pemilih 85,6 Persen, Luthfi-Yasin Unggul |
![]() |
---|
Pilgub Jateng 2024, Andika-Hendi Siagakan Satgas Anti-Politik Uang: Pelapor Dapat Bonus Khusus |
![]() |
---|
All Out di Partai Final, Kata Pengamat Politik Undip Ihwal Debat Pilgub Jateng Putaran Ketiga |
![]() |
---|
Cerita Jokowi Kampanyekan Luthfi-Yasin di Blora: Makan Sate Pak Daman, Apresiasi Sambutan Warga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.