Pilkada 2024

Akar Rumput Nilai DPP PPP Pragmatis soal Pilkada Jepara 2024: Tak Pro Kader, Khianati Arus Bawah

Suara akar rumput PPP Jepara memprotes jatuhnya rekomendasi calon bupati untuk Witiarso Utomo (Wiwit) yang bukan merupakan kader internal partai Kabah

|
Penulis: Tito Isna Utama | Editor: Yayan Isro Roziki
Istimewa
Ilustrasi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) - Akar rumput PPP di Jepara menyuarakan kekecewaannya, rekomendasi untuk calon bupati pada Pilkada Jepara 2024 tidak diberikan kepada kader sendiri. 

TRIBUNMURIA.COM, JEPARA - Keputusan DPP PPP yang memberikan rekomendasi untuk Pilkada Jepara 2024 kepada pasangan Witiarso Utomo (Wiwit) sebagai calon bupati dan Ibnu Hajar sebagai calon wakil bupati, mendapat respon negatif dari akar rumput partai berlambang Kabah itu.

Sebagai pemenang Pemilu 2024 di Jepara, semestinya PPP menjatuhkan rekomendasi calon bupati untuk kader sendiri, buka orang dari luar partai.

Demikian disampaikan kader senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jepara,  Nyai Hj Tahayyun Nihayah.

Baca juga: Ihwal Rekomendasi Pilkada Jepara 2024, DPC PPP: Wajib Kader Sendiri, Bukan Orang Lain dari Luar

Baca juga: Kader Potensial PPP Kembalikan Formulir Pilkada Jepara di PDIP, Jadug: Berjuang Mewakafkan Diri

Menurutnya, suara arus bawah menginginkan agar partai memberi rekomendasi calon bupati untuk kader sendiri, yang telah berdarah dan berkeringat membesarkan partai di Jepara.

"Saya sangat menyayangkan keputusan DPP yang tidak mengindahkan suara kader di bawah."

"Kami sebagai kader PPP Jepara yang turut membesarkan partai dengan darah dan keringat merasa terkhianati, dengan keputusan yang seolah-olah menjual perahu PPP ini kepada orang luar yang tidak pernah ikut membesarkan partai ini di Jepara," ujarnya, Selasa (20/8/2024).

Pada kesempatan lain, Ketua PAC PPP Batealit, H A Mirwan Jauhari yang karib disapa Wawan, menyayangkan keputusan DPP yang justru menolak memajukan kader sendiri.

Pada proses penjaringan Pilkada Jepara 2024, terdapat dua kader yang mendaftar sebagai calon bupati, yakni Ketua DPC PPP Jepara, Masykuri, dan kader muda potensia, Jadug Ainul Amri.

"Mengapa tidak kader sendiri? Misalnya, kami punya Mas Jadug sebagai kader muda yang kami rasa potensial dan sudah sejak lama kami rasakan komitmennya dalam membesarkan PPP di Jepara."

"Kami sayangkan, elit DPP PPP justru mengkhianati suara akar rumput dengan memberikan rekomendasi pada orang yang tidak  kami rasakan kontribusinya untuk partai. Hal ini sungguh memalukan bagi partai pemenang pemilu di Jepara," ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPC PPP Jepara, Masykuri, mengatakan suara akar rumput menginginkan agar rekomendasi dari DPP PPP untuk Pilkada Jepara jatuh kepada orang internal partai alias kader sendiri.

"Kami di Jepara, inginnya bagaimana pun rekomendasi harus jatuh ke kader sendiri, bukan sosok dari luar," ucapnya.

Ia tak menampik, bila keputusan ini memantik reaksi negatif di akar rumput. Sebagian kader PPP Jepara berencana untuk mendeklarasikan keengganannya dalam menggerakkan mesin partai pada kontestasi Pilkada Jepara 2024 bulan November nanti. 

Keputusan ini juga diklaim telah mendapatkan restu para masyayikh dan kiai-kiai Jepara untuk mewujudkan pengelolaan partai yang sehat dan mengedepankan meritokrasi. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved