Berita Jateng

Serikat Buruh di Jateng Ini Tegas Tolak Tapera Potong Gaji 3 Persen: Kondisinya Tidak Tepat

KSPI Jawa Tengah tegas menolak Tapera dengan memotong gaji buruh hingga 3 persen, karena menilai program ini tidak tepat.

Penulis: Budi Susanto | Editor: Yayan Isro Roziki
Kompas.com
Ilustrasi Tabungan Perumahan Rakyat atau Tapera. 

Ketiga, program Tapera belum tepat dijalankan tanpa kontribusi iuran dari pemerintah. 

Seperti dalam program Jaminan Kesehatan, pemerintah harus turut serta dalam pendanaan.

Keempat, Tapera terkesan dipaksakan hanya untuk mengumpulkan dana masyarakat khususnya dari buruh, PNS, TNI/Polri, dan masyarakat umum. 

KSPI khawatir program ini bisa rawan korupsi seperti kasus ASABRI dan TASPEN.

"Oleh karena itu, KSPI Jateng mengusulkan agar program Tapera ditinjau ulang," tuturnya.

Mewakili buruh di Jateng, Aulia menyerukan usulan revisi UU Tapera dan peraturan pemerintahnya untuk memastikan hak rakyat atas perumahan yang layak, murah, dan sehat dengan pendanaan dari APBN.

Kemudian menjadikan iuran Tapera sebagai tabungan sosial, bukan komersial, dengan kontribusi lebih besar dari pengusaha dan pemerintah.

Penundaan pelaksanaan Tapera hingga ada kajian ulang dan pengawasan ketat untuk mencegah korupsi, menurutnya juga wajib dilakukan.

Lalu menaikkan upah buruh yang layak dan mencabut Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Selain itu nemastikan tidak ada subsidi silang dalam program Tapera dan memperkuat program bantuan biaya perumahan dari JHT BP Jamsostek dan subsidi bunga KPR sebelum Tapera dijalankan.

"KSPI dan Partai Buruh Jatebt juga sedang mempersiapkan aksi besar-besaran menentang program Tapera, Omnibus Law UU Cipta Kerja, dan kebijakan lain yang membebani rakyat," tambahnya. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved