Berita Nasional

Simak Ulasan Pengamat Penerbangan Alvin Lie, Ihwal Pilot Batik Air Tertidur 28 Menit saat Mengudara

Pengamat penerbangan Alvin Lie ungkap pemicu pilot pesawat Batik Air tertidur saat terbangkan pesawat. Ia berharap ini bukan fenomena gunung es.

|
Istimewa
Pakar penerbangan Alvin Lie mengulas insiden pilot Batik Air tertidur selama 28 menit saat menerbangkan pesawat dengan rute Kendari - Jakarta. 

TRIBUNMURIA.COM, JAKARTA – Pengamat penerbangan Alvin Lie angkat bicara ihwal pilot dan copilot Batik Air yang tertidur selama 28 menit saat mengudara dengan rute Kendari-Jakarta, pada 25 Januari 2024 lalu.

Alvin Lie mengungkap faktor pemicu insiden dua pilot Batik Air tertidur saat mengudara, berdasarkan laporan pendahuluan penyelidikan yang dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

“Saya berpendapat bahwa insiden Batik Air ID6723, dipicu oleh fatigue mental,” ujar Komisioner Ombudsman RI periode 2016-2021 tersebut, dalam unggahan akun Twitter atau X miliknya @alvinlie21, Sabtu (9/3/2024).

Baca juga: Pilot Batik Air Tertidur 28 Menit, Pesawat Rute Kendari-Jakarta Keluar Jalur & Hilang Kontak

Baca juga: BREAKING NEWS: Satu Pesawat Perintis Hilang di Kaltara, Lost Contact setelah Take Off dari Juwata

Baca juga: UPDATE Pesawat Perintis Angkut Sembako Hilang di Tarakan, Basarnas Gelar Rapat Tertutup

Tribunmuria telah mendapat izin untuk mengutip pernyataan ini.

Ia menyebut, alokasi waktu istirahat bagi pilot sudah memang memadai dan memenuhi standar regulasi.

Namun, kualitas istirahatnya tidak baik, sehingga tak menghasilkan kebugaran fisik maupun mental sebagaimana mestinya.

“Shift kerja tengah malam/dini hari berdampak pada terganggunya metabolisme tubuh pilot,” terang Alvin.

Untuk mencegah terulangnya insiden seperti ini, sambung dia, perlu kajian lebih lanjut tentang pola shift. Selain itu, pemantauan kualitas istitahat awak pesawat, pilot dan awak kabin.

Di samping itu, airlines dan regulator sebaiknya secara sistematik melakukan pemantauan kebugaran fisik dan kejiwaan awak pesawat.

Oleh karenanya, medical check up sebaiknya memang tidak hanya mencakup aspek fisik, tetapi juga aspek psikiatri.

Demikian juga perlu perbaikan sistem interaksi awak kabin dengan pilot, terutama dalam penerbangan tengah malam/dini hari.

Menurutnya, jadwal kunjungan awak kabin ke kokpit perlu ditingkatkan.

Dituturkan, pada penerbangan normal interaksi awak kabin dengan pilot dilakukan setiap 30 menit.

Sementara, kata dia, untuk penerbangan tengah malam mungkin dapat dipercepat menjadi setiap 15 menit.

“Semoga ini insiden bukan hanya pucuk gunung es,” tuturnya.

Pilot Batik Air tertidur 28 menit saat mengudara

Pesawat Batik Air.
Pesawat Batik Air. (Instagaram @batikair)

Sebelumnya diberitakan, pilot pesawat Batik Air tertidur selama kurang lebih 28 menit saat menerbangkan pesawat Airbus A320 (PK-LUV)  dari Kendari ke Jakarta, pada 25 Januari 2024 lalu.

Dilansir FlightGlobal dari laporan KNKT, pilot dan copilot tertidur saat menerbangkan pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID6723 dengan rute Kendari - Jakarta.

Beruntung tak ada insiden mengerikan pada kasus tertidurnya pilot Batik Air ini.

Peristiwa ini terungkap setelah dilakukan investigasi atas kejanggalan pada penerbangan ID6723 tersebut.

Di mana pesawat Batik Air sempat hilang kontak dan keluar jalur.

Kala itu kedua pilot yang menerbangkan pesawat mengaku mengalami masalah radio hingga membuatnya gagal merespon petugas lalu lintas udara.

Namun setelah ditelisik, rupanya kedua pilot tertidur selama 28 menit dalam penerbangan berdurasi 2 jam 35 menit tersebut.

Dalam laporannya KNKT mengatakan, peristiwa ini terjadi sesaat setelah pilot melakukan kontak awal dengan petugas pengatur lalu lintas udara Jakarta.

KNKT menyebut, kejadian bermula saat pesawat mencapai ketinggian jelajah, sekitar pukul 08:37 waktu setempat.

Saat itu kedua pilot melepas headset mereka dan pilot pertama bertanya kepada pilot kedua apakah dirinya boleh tidur.

Pilot kedua kemudian membolehkan dan pilot pertama pun tidur.

Setelah tidur selama 40 menit, pilot pertama terbangun dan menanyakan apakah pilot kedua ingin beristirahat juga. Petugas kedua menolak dan melanjutkan tugasnya.

Ia kemudian melakukan kontak awal dengan pengatur lalu lintas udara Jakarta di arah 250° di sebelah timur titik jalan.

Sekitar 1 menit setelah kontak dengan Jakarta, pilot kedua juga tidak sengaja tertidur sehingga pusat kendali wilayah Jakarta yang melakukan kontak tidak mendapat tanggapan.

Kedua pilot tertidur selama penerbangan dengan durasi 28 menit dan pesawat pun keluar dari jalurnya.

Pilot pertama kemudian terbangun dan menyadari bahwa pesawat tidak berada di jalur yang benar.

Pilot pertama lantas membangunkan pilot kedua dan menanggapi panggilan dari pusat kendali wilayah Jakarta dengan mengatakan bahwa mereka mengalami masalah komunikasi radio.

KNKT mengatakan bahwa pilot kedua mengaku kurang istirahat karena malamnya ia harus bangun beberapa kali untuk membantu sang istri merawat anaknya yang baru lahir.

Untungnya pesawat masih bisa mendarat dengan selamat di Jakarta tanpa mengalami kerusakan.

Kronologi kejadian

Kronologi kejadian adalah saat pesawat mencapai ketinggian jelajah sekitar pukul 08.37 waktu setempat.

Kedua awak Batik Air melepas headset mereka dan pilot bertanya kepada copilot apakah dia boleh tertidur. Copilot pun memperbolehkan.

Copilot mengambil alih kendali sebagai pilot dan terbang selama 40 menit berikutnya sebelum rekannya bangun dan menanyakan apakah copilot ingin gantian beristirahat.

Namun, copilot menolak tawaran tersebut dan melanjutkan tugasnya.

Sekitar pukul 08.43 WIB, copilot yang masih menerbangkan pesawat melakukan kontak awal dengan pengatur lalu lintas udara Jakarta dan mendapat perintah menuju waypoint KURUS yang terletak di timur laut bandara.

Saat itu, pesawat Airbus A320 sedang terbang dengan arah 250° dan berada di sebelah timur titik jalan.

Sekitar 1 menit setelah kontak dengan Jakarta, copilot tidak sengaja tertidur.

Pusat kendali wilayah Jakarta menanyakan kepada awak Batik Air berapa lama A320 perlu terbang pada jalur yang dilalui saat ini, namun tidak mendapat tanggapan.

Beberapa upaya untuk menghubungi pesawat dilakukan, termasuk meminta pilot lain untuk memanggil awak Batik Air tersebut.

KNKT menyebutkan sekitar 28 menit setelah copilot tertidur. Pilot akhirnya terbangun dan menyadari bahwa pesawat tidak berada di jalur yang benar.

Dia membangunkan rekannya dan menanggapi panggilan dari pusat kendali wilayah Jakarta, mengatakan bahwa mereka tengah mengalami masalah komunikasi radio, sebagai alasan kurangnya respons mereka.

Pilot mengaku kurang tidur

Pesawat Batik Air tersebut akhirnya mendarat dengan selamat di Jakarta. Tidak ada kerusakan pada pesawat atau cedera pada penumpangnya.

Setelah ditelusuri, penyelidik KNKT tidak menemukan masalah dengan sistem komunikasi pesawat.

”Sebelum penerbangan tidak ada catatan atau laporan kerusakan sistem pesawat. Setelah insiden tersebut sistem komunikasi radio pesawat ditemukan dalam kondisi normal,” kata penyelidik.

Menurut KNKT, pilot dan copilot ini telah mengoperasikan penerbangan Jakarta-Kendari pada pagi yang sama.

Penerbangan tersebut dijadwalkan berangkat pada pukul 02.55 waktu setempat, dan awak pesawat harus melakukan login pada pukul 01.25.

KNKT menemukan bahwa copilot bercerita kepada pilot bahwa dia tidak mendapatkan istirahat yang cukup pada malam sebelumnya. First officer adalah orang tua baru, dengan sepasang anak kembar berusia satu bulan.

Meskipun pada malam sebelum ia dijadwalkan terbang ke Kendari, ia berusaha untuk tidur lebih awal, namun ia harus bangun beberapa kali untuk membantu istrinya merawat bayinya dan merasa kualitas tidurnya menurun. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved