Berita Nasional

Film 'Dirty Vote' Rilis, Ungkap Desain Kecurangan Pilpres 2024, Putri Gus Dur: Percaya? Ya Iyalah

Tiga pakar hukum tata negara menguak desain kecurangan Pilpres 2024 oleh penguasa, dalam paparan mereka pada film Dirty Vote.

|
tangkapan layar Dirty Vote
Pakar hukum tata negara dari Universitas Andalas, Feri Amsari, dalam film dokumenter 'Dirty Vote. 

Setelah sekitar 5 jam diupload, film ‘Dirty Vote’ ini telah ditonton 480.674 kali, serta mendapat ribuan respon dari netizen.

Rata-rata warganet mengungkap sakit hati mereka atas desain kecurangan pada Pilpres 2024 ini.

Misalnya akun @BagusSatria yang merasa miris, negara yang dipimpin oleh sosok yang pernah disebut sebagai ‘New Hop’, nyatanya merupakan perusak hukum dan konstitusi.

Ia berharap, negara ini masih mendapat perlindungan dari Tuhan Yang Mahakuasa.

“Boleh nangis ga sih? 10thn dipimpin seorang yg pernah disebut sebagai New Hope, tapi negara makin rusak khususnya dibidang hukum dan konstitusi. Ya Allah, lindungilah Rakyat Indonesia,” katanya.

“Semoga Banyak Yang Membuka Mata Setelah Nonton Film Ini,” katanya akun @adhiecreazy2591

“Semoga semuanya Melihat Film Ini, Saya Yakin Semua Rakyat Indonesia pingin Pemimpin Yang Baik dan Bisa Memajukan Indonesia. Berdoa Sebelum Mencoblos Pasangan yg akan di Pilih (Berdoa sesuai Agama). PAKAI HATI NURANI SEMOGA PILIHAN KITA YANG TERBAIK,” kata akun @avivreview.

“Ngerasain banget patah hatinya advokat maupun ahli hukum ngeliat sistem diacak-acak untuk kepentingan sepihak. Wajib viral ini, buka mata semua yang masih ngedukung dinasti politik,” kata akun @milkaanggun2029.

Film dokumenter Dirty Vote disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono.

Berbeda dengan film-film dokumenter sebelumnya di bawah bendera WatchDoc dan Ekspedisi Indonesia Baru, Dirty Vote lahir dari kolaborasi lintas CSO.

Ketua Umum SIEJ sekaligus produser, Joni Aswira, mengatakan dokumenter Dirty Vote sesungguhnya juga memfilmkan hasil riset kecurangan pemilu yang selama ini dikerjakan koalisi masyarakat sipil.

Biaya produksi dihimpun melalui crowd funding, sumbangan individu dan lembaga.

"Biayanya patungan. Dirty Vote juga digarap dalam waktu yang pendek sekali sekitar dua minggu, mulai dari proses riset, produksi, penyuntingan, hingga rilis."

"Bahkan, lebih singkat dari penggarapan End Game KPK (2021)," kata Joni.

20 lembaga lain yang terlibat kolaborasi dalam film tersebut adalah Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Bangsa Mahardika, Ekspedisi Indonesia Baru, Ekuatorial, Fraksi Rakyat Indonesia, Greenpeace Indonesia, Indonesia Corruption Watch, Jatam, Jeda Untuk Iklim, KBR, LBH Pers, Lokataru, Perludem, Salam 4 Jari, Satya Bumi, Themis Indonesia, Walhi, Yayasan Dewi Keadilan, Yayasan Kurawal, dan YLBHI. 

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved