Pilpres 2024

Pakar Komunikasi Unibraw Beri Mahfud MD Nilai 8 saat Debat Cawapres, Cak Imin dan Gibran Berapa?

Cawapres Mahfud MD mendapat penilaian 8dari pakar komunikasi Universitas Brawijaya, Prof Rachmat Kriyantono. Sementara Cak Imin dapat 7 dan Gibran 5.

Istimewa
Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 03 Mahfud MD saat tampil dalam debat cawapres, Minggu (21/1/2024) malam. 

Cawapres nomor urut 03 Mahfud MD mendapat penilaian tinggi dari pakar komunikasi Universitas Brawijaya, Prof Rachmat Kriyantono, dengan skor 8. 

TRIBUNMURIA.COM - Pakar komunikasi Prof Rachmat Kriyantono memberikan nilai 8 kepada calon wakil presiden (awapres) nomor urut 03 Mahfud MD saat tampil dalam debat cawapres kedua, Minggu (21/1/2024) malam.

Menurutnya, Mahfud mampu menyampaikan gagasan, baik berupa program-program ke depan, maupun kritik terhadap kinerja pemerintah sekarang, termasuk menyampaikan data kuantitatif. 

“Debat Cawapres kemarin memang lebih kaya penyajian data dibanding debat cawapres yang pertama. Dari aspek logos (rasionalitas pesan dalam berdebat), Prof Mahfud lebih unggul, karena mampu menyampaikan rasionalitas gagasan yang lebih baik disertai data,” kata Prof Rachmat, Senin (22/1/2024).

 Menurut Guru Besar Ilmu Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (Unibraw) ini, Prof Mahfud mampu menyampaikan gagasan secara lebih membumi dengan menyampaikan pengalaman-pengalaman nyata yang dilakukan sebelum ini.

Mahfud juga tampak lebih memiliki kesinambungan key-message, mulai opening speech hingga closing statement.

Dalam hal ini mengangkat isu kerusakan akibat salah kelola sumber daya alam (SDA) maupun lingkungan hidup.

“Di awal sudah menyampaikan prinsip dasar peradaban, yakni pembangunan peradaban merupakan keterkaitan antara Tuhan, manusia, dan lingkungan alam."

"Isu perusakan SDA dan lingkungan selama ini menjadi key-message yang konsisten disampaikan selama debat hingga closing statement, termasuk menyitir ayat Alquran dan lagu Ebiet G Ade tentang kerusakan bumi,” katanya.

Dari aspek ethos (kredibilitas), Prof mahfud lebih unggul dalam membangun keterpercayaan dan kompetensi, yakni dengan menyampaikan tindakan-tindakan konkret selama ini.

Misalnya, persoalan tanah yang banyak disebabkan aparat dan birokrasi maka solusinya pun memiliki relevansi, yakni secara tegas menegakkan kualitas aparat tersebut.

“Debat merupakan sarana yang tepat untuk membangun persepsi positif bahwa kandidat ini adalah orang yang terpercaya (antara ucapan dan perbuatan) dan kompeten dengan menyampaikan pengalaman-pengalaman nyata,” paparnya.

Sedangkan, cawapres nomor 01 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menurutnya terkesan menonjol di mata publik bukan karena melebihi Mahfud, tetapi karena Cak Imin mengalami gap yang besar antara debat pertama dan kedua.

 Ketika debat pertama, penampilan Cak Imin bisa dikatakan kurang, baik dalam performance maupun dalam kualitas gagasan sehingga memperoleh sentimen negatif tertinggi.

“Di debat kedua, Cak Imin tampil lebih baik sehingga terkesan ada lompatan. Tidaklah heran jika Cak Imin dan Prof Mahfud mendapatkan sentimen positif yang tinggi,” jelasnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved