Berita Semarang

Tanggulangi DBD, Dinkes Semarang Sebar 7.000 Ember Telur Nyamuk Aedes Aegypti Berwolbachia

7.000 ember telur nyamuk Aedes Aegypti berwolbachia disebar Dinkes Semarang di wilayah Kecamatan Tembalang untuk tanggulangi Demam Berdarah Dengeu (DB

TribunMuria.com/Eka Yulianti Fajlin
Warga mencoba memasukan tangan ke kotak yang berisi nyamuk berwolbachia, saat peluncuran program Wingko Semarang, di Kecamatan Tembalang, Selasa (30/5/2023). 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - 7.000 ember berisi telur nyamuk aedes aegypti berwolbachia akan dibagikan ke warga di Kecamatan Tembalang untuk menekan kasus demam berdarah dengue (DBD). 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, ember berisi telur nyamuk berwolbachia akan ditempatkan di lingkungan masyarakat.

Jarak masing-masing ember sekitar tiga rumah.  

"Nanti dikasih ember. Ember dikasih air separonya. Diisi telur 50-an."

"Ditaruh di tempat yang lebih tinggi agar jauh dari tangan jahil."

"Setelah itu, tugas warga dan kader melihat setiap hari," papar Hakam, Selasa (30/5/2023).  

Setelah dua minggu, lanjut dia, perlu dilihat untuk mengetahui sudah berapa banyak telur yang sudah menjadi nyamuk.

Jika 60 persen telur sudah menjadi nyamuk dan terbang ke lingkungan, maka itu sudah terbilang cukup baik. 

"Harapannya, nyamuk yang sudah terbang, akan terbang ke satu hingga tiga rumah di sekitar," ucapnya.  

Pihaknya sudah merekrut 30 tenaga kesehatan (nakes) untuk melakukan evaluasi metode ini di Kecamatan Tembalang

Tak hanya Kecamatan Tembalang, rencananya metode ini juga akan diterapkan di seluruh kecamatan. Hanya saja, menunggu produksi telur nyamuk berwolbachia.

Saat ini, produksi telur nyamuk aedes aegypti berwolbachia baru bisa dilakukan di Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga.

Sedangkan kota yang menerapkan pilot project metode ini ridak hanya Kota Semarang melainkan lima kota di Indonesia.

Salatiga baru bisa memproduksi lima juta telur per hari. 

Jika balai besar lainnya antara lain Gajahmada dan Surabaya bisa memproduksi, tentu penerapan di kecamatan lain bisa segera dilakukan. 

"Yang dibutuhkan di Tembalang itu dua jutaan setiap minggu."

"Apakah nanti dari Salatiga dibagi ke lima kota se-Indonesia atau bagaimana. Maka, kami baru launching di Tembalang dulu," jelasnya.

Dilansir iap2.or.id, terdapat tiga skenario menekan penyebaran DBD dengan teknologi penetasan telur nyamuk aegypti berwolbachia.

Pertama, jika nyamuk jantan yang berwolbachia dan dilepaskan keluar ke alam terbuka sehingga nantinya nyamuk jantan kawin dengan nyamuk betina liar, maka nyamuk betina tersebut tetap bertelur tetapi tidak dapat menetas.

Kedua, akenario kedua yaitu jika nyamuk jantan berwolbachia akan kawin dengan nyamuk betina berwolbachia maka akan memproduksi telur dan anak-anak nyamuk tersebut tidak dapat menularkan dengue lagi.

Ketiga, jika nyamuk betina yang berwolbachia dilepaskan dan kawin dengan nyamuk jantan liar maka telur yang dihasilkan adalah anak-anak nyamuk yang tidak memiliki virus dengue. (eyf)

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved