Berita Internasional

Erdogan, dari Tukang Jual Limun dan Bagel Wijen Jadi Presiden Turkiye 3 Periode, Ini Profilnya

Erdogan berhasil kembali memenangi  Pilpres Turkiye putaran kedua yang diselenggarakan pada Minggu (28/5/2023). Ia menjadi Presiden Turkiye 3 periode

|
Editor: Muhammad Olies
Istimewa
Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan berbicara kepada para pendukung yang berkumpul di luar kediamannya setelah kemenangannya dalam pemilihan presiden Turkiye di distrik Kisikli di Istanbul. Foto yang diambil dan dirilis oleh Kantor Pers Kepresidenan Turkiye pada 28 Mei 2023. 

Erdogan mengatakan inflasi adalah masalah paling mendesak di Turkiye.

Sementara itu, Kemal Kilicdaroglu menyebut Pilpres kali ini sebagai Pemilu yang paling tidak adil dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, dia tidak membantah hasilnya. Kekalahan Kilicdaroglu kemungkinan akan diratapi oleh sekutu Turkiye di NATO yang khawatir dengan hubungan Erdogan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Putin sendiri dilaporkan telah mengucapkan selamat kepada "sahabatnya" itu atas kemenangan di Pilpres Turkiye 2023.

Profil Recep Tayyip Erdogan

Berawal dari kehidupannya yang sederhana, Recep Tayyip Erdogan telah tumbuh menjadi seorang raksasa politik, memimpin Turkiye selama 20 tahun dan membentuk kembali negaranya melebihi pemimpin mana pun sejak era Mustafa Kemal Ataturk, bapak republik modern yang sangat dihormati di Turkiye.

Namun peluangnya untuk melanggengkan kekuasaannya hingga dekade ketiga berada di ujung tanduk, karena Turkiye tertatih-tatih akibat diguncang gempa terdahsyat sejak 1999.

Oposisi menuduhnya gagal memitigasi bencana di negara yang rawan gempa, juga salah mengelola ekonomi.

 Kebangkitan menuju kekuasaan

Recep Tayyip Erdogan lahir pada Februari 1954. Dia dibesarkan sebagai putra dari seorang pelaut di Angkatan Laut di Laut Hitam di wilayah utara Turkiye.

Ketika dia berusia 13 tahun, ayahnya memutuskan untuk pindah ke Istanbul, dengan harapan bisa memberikan pendidikan yang lebih baik kepada kelima anaknya.

Saat muda, Erdogan pernah berjualan limun dan bagel wijen, yang dikenal sebagai “simit” demi mendapatkan uang tambahan.

Dia bersekolah di sekolah Islam sebelum meraih gelar manajemen dari Universitas Marmara Istanbul. Gelar diplomanya kerap menjadi sumber kontroversi.

Oposisi menuding dia tidak memiliki gelar sarjana penuh, namun setara dengan gelar vokasi, sebuah tuduhan yang selalu dibantah oleh Erdogan. Erdogan muda juga tertarik pada sepak bola.

Dia sempat menjadi bagian dari tim semi-profesional hingga tahun 1980-an.

Namun hasrat utamanya adalah politik. Pada 1970-an dan 1980-an, dia aktif di kalangan Islamis, dan bergabung dengqn Partai Kesejahteraan pro-Islam pimpinan Necmettin Erbakan.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved