Berita Internasional

Air Kemasan Jadi Rebutan di Malaysia, Warga Alami Panic Buying Karena Sungai Muda Menyusut

Penduduk Malaysia ramai-ramai menyerbu supermarket dan memborong isi rak botol air minum. Demikian dikutip dari The Star Malaysia.

Editor: Muhammad Olies
Istimewa/Twitter
Tangkapan layar Twitter Panic buying air mineral di Malaysia 

TRIBUNMURIA.COM - Penduduk Malaysia ramai-ramai menyerbu supermarket dan memborong isi rak botol air minum. Demikian dikutip dari The Star Malaysia.

Di media sosial juga memperlihatkan kekacauan dengan saling dorong karena warga Malaysia, khususnya di kawasan Penang saling berebut air botol.

Warga Malaysia berebut air kemasan yang ada di rak-rak tempat perbelanjaan. 

Situasi panic buying di Malaysia terjadi setelah adanya kekhawatiran kelangkaan air minum imbas aliran Sungai Muda yang tiba-tiba menyusut drastis di beberapa titik.

Sebagai informasi saja, Sungai Muda adalah sungai terpanjang yang terletak di sebelah utara Malaysia.

Jutaan orang bergantung pada sungai ini, karena menjadi pemasok air baku bagi banyak perusahaan penyedia air bersih.

Sungai ini memiliki panjang 178 km dan melalui daerah-daerah Baling, Sik, Kulim, dan Kuala Muda, Kedah dan Seberang Perai Utara, Penang sebelum mencapai Selat Malaka.

Baca juga: Dua Bendungan Dibangun di Blora, Lengkapi 64 Embung dan 3 Waduk, Jadi Solusi Krisis Air Bersih

Imbas menyusutnya debit air kedah, air keran dari PDAM di rumah-rumah penduduk berhenti mengalir. Efek lainnya, banyak pemilik usaha, terutama rumah makan, memutuskan tutup karena ketiadaan suplai air.

Dengan menyusutnya pasokan air dari Sungai Muda, berdampak pada menurunnya ketinggian permukaan di banyak waduk yang menyuplai air baku.

Misalnya saja Bendungan Ayer Itam hanya terisi 39,8 persen, Bendungan Teluk Bahang 46,2 persen, dan bahkan Bendungan Mengkuang yang lebih besar, yang biasanya terisi lebih dari 90 persen, anjlok menjadi 88,2 persen.

Dalam penyelidikan sementara, salah satu penyebab menyusutnya debit air adalah terbukanya pintu air otomatis yang digerakkan sensor. Yang mana, sensor yang terpasang disebut-sebut mengalami kerusakan.

Penang Chief Minister Chow Kon Yeow mengimbau warga Penang untuk menghemat air dan menunjukkan bahwa dalam kasus Bendungan Ayer Itam, hanya ada cukup air bagi penduduk setempat untuk bertahan 120 hari lagi.

Sementara itu, Presiden Penang Water Watch, Chan Ngai Weng mengatakan fenomena berkurangnya debit air ini adalah peringatan untuk warga Penang, meski kerusakan pada sensor pintu air menjadi pemicunya.

“Penggunaan air harian per kapita Penang melonjak hingga di atas 300 liter tahun lalu, tertinggi di negara ini. Tarif harus dinaikkan untuk mengendalikan pemborosan air,” katanya.

Tentang sensor yang salah yang menyebabkan gerbang bendungan di Sungai Muda terbuka, Chan mengatakan seharusnya ada peringatan otomatis ketika gerbang bendungan terbuka sendiri karena kesalahan teknis tersebut.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved