Viral

Duh, Spanduk Megawati dan Puan Diludahi Sekumpulan Warga Bancak Kabupaten Semarang

Viral di media sosial dan pemberitaan di internet sekumpulan warga meludahi spanduk bergambar Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati dan Puan Maharani

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: Muhammad Olies
istimewa/Instagram/unikinfo_id
Tangkapan layar warga meludahi spanduk bergambar Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani di Desa Jlumpang, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang. 

TRIBUNMURIA.COM, UNGARAN - Viral di media sosial dan pemberitaan di internet sekumpulan warga meludahi spanduk bergambar Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri beserta Puan Maharani.

Aksi tak terpuji itu terjadi di Desa Jlumpang, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang.

Warga terekam kamera video saat meludahi gambar di spanduk tersebut. Aksi itu dilakukan sembari bergurau.

Selain gambar Megawati dan Puan, terlihat juga foto Kepala Desa Boto kecamatan setempat, Sjaichul Hadi yang tampak dipukul dengan menggunakan sesuatu oleh warga tersebut.

Baca juga: Megawati Turut Hadir dalam Perayaan Imlek Nasional 2023, Sita Perhatian dengan Kostum Serba Merah

Baca juga: Puan Tak Masalah Tidak Nyapres, Pengamat: Bukan Sadar Atau Mengalah, Itu untuk Raih Simpati Publik

Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Semarang, Bondan Marutohening mengatakan, pihaknya sudah melakukan penelusuran terkait beredarnya video tersebut.

Diketahui peristiwa itu terjadi beberapa hari setelah lebaran, akhir April 2023 lalu.

“Kalau tidak salah, H+2 lebaran. Jadi sudah ada klatifikasi baik dengan pelaku maupun orangtua pelaku,” kata Bondan kepada Tribunjateng.com, Rabu (10/5/2023).

Bondan menambahkan, pihak orangtua pelaku juga sudah memohon maaf ke semua pihak, termasuk kepada Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Semarang, Ngesti Nugraha, maupun secara tidak langsung kepada Puan Maharani.

Dan pihak PDI Perjuangan Kabupaten Semarang menerima permohonan maaf itu. 

Bondan menerangkan bahwa hal tersebut dilakukan oleh anak-anak yang masih di bawah umur dengan aksi yang spontan, tidak ada pesanan maupun kepentingan politis.

Menurutnya, anak-anak tersebut masih belum paham atas apa yang dilakukan, termasuk risiko yang bakal diterima.

“Awalnya muncul di TikTok, yang mengunggah ke media sosial itu temannya,” imbuh Bondan.

Terkait peristiwa itu, Bondan mengimbau kepada para orangtua untuk selalu memberikan pengertian kepada anak agar berperilaku sopan dan baik di masyarakat.

Menurutnya pendidikan tak hanya diajarkan di lingkungan sekolahan atau hanya menjadi kewajiban pemerintah saja.

“Itu PR (pekerjaan rumah) kita semua untuk memberikan pendidikan politik, walaupun ke anak-anak, harus sudah mulai ada pendidikan politik yang sesuai dengan tingkatan usia maupun tingkatan sekolahnya,” pungkas Bondan. (*)


 

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved