Serba serbi Ramadan 1444 H
Produsen Kue Lebaran Musiman di Kudus Banjir Pesanan, Gandeng Emak-emak Penuhi Order Konsumen
Tingginya permintaan kue kering jelang lebaran membuat produsen kue musiman harus memutar otak untuk memenuhi seluruh order dari konsumen.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNMURIA.COM, KUDUS – Tingginya permintaan kue kering jelang lebaran membuat produsen kue musiman harus memutar otak untuk memenuhi seluruh order dari konsumen.
Mereka menggandeng kalangan emak-emak di wilayah sekitar untuk ikut membantu memenuhi lonjakan pesanan kue kering itu.
Satu di antara produsen kue kering musiman di Kabupaten Kudus yaitu Arif Nur Habibi. Arif sudah memulai produksi musiman saat jelang lebarang sudah sejak 13 tahun lalu.
Beberapa produk kue yang diproduksi Arif mulai dari nastar, tulip, putri salju, dan kastengel. Kue-kue tersebut merupakan kudapan yang banyak dijumpai di meja tamu saat lebaran.
Musim lebaran tahun ini Arif mengawali proses produksi kue sejak sebulan sebelum Ramadan. Dalam produksi kue kering tersebut, Arif mempekerjakan 20 orang yang mayoritas dari kalangan emak-emak.
Masing-masing dari pekerja memiliki tugasnya sendiri. Ada yang bertugas membuat adonan, ada yang kerjaannya cuma mencetak kue, ada pula yang hanya bertugas mengoven, dan terakhir mengemas kue ke dalam toples.
“Para pekerja ini juga musiman, mereka masuk terus selama tujuh hari,” katanya.
Baca juga: Varian Kue Kacang Salatiga Kian Beragam, Mulai Coklat Hingga Pedas, Jelang Ramadan Banjir Orderan
Baca juga: Rasanya Legit dan Manis, Ternyata Kue Keranjang Ini Ada Makna Filosofi: Perekat Silaturahim Sesama
Proses produksi kue milik Arif berlangsung di Kompleks Perumahan Almaya Kelurahan Purwosari Kudus. Produksi dimulai sejak pagi sekitar pukul 07.00 dan berakhir sebelum asar.
Sebab sebagian besar pekerjanya kaum hawa yang harus menyiapkan masakan untuk berbuka puasa.
Saat ini Ramadan sudah menginjak pekan kedua. Pemasaran kue kering produksinya sudah ramai dibanding dengan pekan pertama Ramadan.
Per hari kue kering yang diproduksi bisa mencapai 40 karton. Per karton berisi 12 toples masing-masing berukuran 250 gram.
“Produksi sebanyak itu langsung habis diambil sales untuk dipasarkan,” kata Arif.
Kue yang diproduksi Arif memang tidak ada merknya. Hasil produksinya langsung habis diserap pasar melalui para sales. Per toples Arif memasang harga Rp 15 ribu.
Jika belinya partai besar minimal 10 karton per toples akan mendapat harga Rp 14 ribu per toples. Harga tersebut lebih mahal dibanding dengan harga pada tahun sebelumnya yaitu per toples Rp 14 ribu, sedangkan untuk partai besar mendapat harga Rp 13.500.
“Harga menyesuaikan dengan harga bahan baku, misalnya saat ini karena telur yang mengalami kenaikan,” kata Arif.
Melihat dari Dekat Masjid di Puncak Gunung Muria Saksi Sejarah Penyebaran Islam di Kabupaten Kudus |
![]() |
---|
Anak dan Remaja Lintas Desa Ramaikan Lomba Tongtek Penggugah Sahur di Masjid Ar Rahman Blora |
![]() |
---|
Ramadan, Perajin Bedug di Banyumas Kebanjiran Pesanan, Mayoritas Order dari Luar Kota |
![]() |
---|
Ribuan ASN di Kota Semarang Besok Wajib Belanja di Pasar Johar, TPP THR Sudah Cair |
![]() |
---|
Tebus Murah Cabai dan Bawang Hanya Rp 1.000 pada Bazar Ramadan di Balai Kota Semarang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.