Serba serbi Ramadan 1444 H

Anak-anak Autis Ngaji Ramadan di Ponpes Al-Achsaniyyah Kudus, Begini Keceriaannya

Puluhan anak berkebutuhan khusus terlihat gembira ikuti kegiatan belajar mengajar di Autisme Islami Boarding School Al-Achsaniyyah di Pedawang Kudus

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Muhammad Olies
Tribunmuria.com/Rezanda Akbar D
Aktivitas belajar anak-anak berkebutuhan khusus di Ponpes Al-Achsaniyyah Kudus. 

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Puluhan anak berkebutuhan khusus terlihat gembira mengikuti kegiatan belajar mengajar di Autisme Islami Boarding School Al-Achsaniyyah di Desa Pedawang, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus.

Mereka dengan antusias mengikuti pelajaran praktek salat, mengaji, bacaan surat pendek, belajar hadis dan belajar membaca.

Muhammad Hardito Harjono, seorang siswa di Autisme Islami Bording School Al-Achsaniyyah sudah empat tahun belajar di sekolah tersebut.

"Senang di sini, temannya banyak guru-gurunya baik, Belajar banyak seperti hadis, doa-doa dan belajar pelajaran," ucap siswa yang berasal dari Pemalang tersebut, Kamis (30/3/2023).

Baca juga: Menziarahi Langgar Bubrah, Situs Sejarah Syiar Islam di Kota Kretek, Lebih Tua dari Menara Kudus

Baca juga: Menengok Percetakan Alquran dan Kitab Menara Kudus, Berdiri Sejak 1952, Produktif Sampai Sekarang

Baca juga: Asyiknya Ngabuburit di Menara Kudus, Pengunjung Bisa Ziarah, Berburu Kuliner Hingga Selfie Gratis

Meski dirinya berpuasa, namun Hardito tetap senang mengikuti proses pelajaran di Al-Achsaniyyah setiap harinya.

Hardito yang tergolong anak pemalu itu, juga memamerkan hafalan surat pendeknya yakni Al-alaq.

Dengan perlahan, Hardito melafalkan hafalan surat pendeknya hingga selesai.

"Alhamdulillah, sudah bisa mengaji," ucap Hardito.

Sementara itu, motivator pembimbing, Ima Meiliskriana menjelaskan ada banyak kegiatan selama Ramadan.

Anak-anak di Al-Achsaniyyah, mengikuti sahur bersama, tadarus, menghafal surat pendek, belajar pelajaran umum, hingga ibadah tarawih bersama.

"Puasa penuh dan ketika ada puasa ada sahur kita bangunkan lebih awal, setelah itu ajak tadarusan, dan kuliah pagi. Malamnya ajak salat tarawih dan tadarus malamnya," jelas Ima kepada wartawan.

Ima mengajar di Al-Achsaniyyah selama tujuh tahun. Dari pengalamannya, ada cerita suka dan duka yang dia alami selama menjadi guru di pembimbing pondok pesantren khusus anak-anak berkebutuhan khusus.

Tak jarang, Ima terkena pukulan dari anak-anak ketika mengalami tantrum atau kemarahan yang bergejolak. Dia harus dengan sabar mengatasi anak-anak.

"Dukanya itu ketika anak-anak sedang tantrum terkena pukul itu hal yang biasa, harus dengan sabar menangani. Kemudian anak-anak yang berantem juga harus bisa diatasi," ucapnya.

Ima mengatakan bahwa rasa lelahnya akan terbayarkan ketika anak-anak berkebutuhan khusus bisa memahami pelajaran, meski butuh waktu lama.

"Ketika anak paham dengan pelajaran yang diberikan rasa bangga itu tidak bisa tergambarkan, karena anak-anak berkebutuhan khusus itu kalau diajari tidak langsung bisa, mereka butuh waktu lama seperti satu bulan hingga satu tahun untuk memahamkan anak-anak," terangnya. (Rad)

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved