Cerita Kepala BKKBN Anak ke-8, Sering Makan Belalang dan Laron Cegah Stunting
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan Presiden Joko Widodo(Jokowi) memberikan target persoalan stunting.
CEO Tribun Network Dahlan Dahi menceritakan betapa mulianya pekerjaan mengurus permasalahan stunting (gizi kronis). Dahlan menyadari pentingnya penanggulangan stunting saat Tribun Banten berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). "Saya belajar saat kami menggelar acara bersama BKKBN kemudian saya paham bahwa ini luar biasa. Ini pekerjaan yang sungguh-sungguh mulia," ujarnya.
Sejak itu, Tribun Network ingin terlibat langsung untuk menekan prevalensi stunting yang mencapai 40 juta orang."Kita tidak seperti tentara yang dibekali senjata tetapi kita punya wartawan di 320 kota dan mereka punya teman, temannya tentara, temannya BKKBN, temannya pengusaha, temannya tokoh agama, dan bagaimana kalau stunting ini kita gerakkan," tutur Dahlan yang juga Chief Digital Officer (CDO) Kompas Gramedia.
Dahlan menilai stunting bukan sesuatu yang familiar di khalayak umum. Sehingga istilah stunting ini perlu untuk digelorakan oleh generasi muda agar angka prevalensi bisa terus ditekan. Dirinya berharap postingan terkait stunting yang tadinya dianggap tidak keren, ke depan menjadi sangat keren.
"Dengan kalian (generasi muda) menggelorakan persoalan stunting ini berarti kalian menyelamatkan generasi bangsa Indonesia," urai Dahlan.
Menurutnya, ide dua anak cukup sudah digaungkan dari era Soekarno sejak tahun 1970-an. Dan saat ini menjadi tanggung jawab generasi muda untuk melanjutkan pembatasan kelahiran. "Gerakan tahun 1970 itu sukses, kalau tidak sukses maka Indonesia mungkin sudah punya populasi 500 juta penduduk," ucap Dahlan.
Dia menambahkan peran BKKBN menjadi penting, menyadarkan seluruh penduduk untuk tidak memiliki anak lebih dari dua anak. "BKKBN salah satu lembaga yang paling sukses membentuk struktur keluarga hingga hari ini," ujarnya.
Masih di acara yang sama Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDIP Krisdayanti mengatakan persoalan stunting sejatinya bukan hanya pekerjaan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) saja. Menurutnya, Komisi IX DPR mendorong melalui sosialisasi, komunikasi, dan edukasi agar prevalensi stunting dapat terus ditekan.
“Kalau saya turun ke dapil Malang Raya bukan nyanyi untuk mereka tetapi melakukan sosialisasi bahwa 1.000 hari pertama dan 270 hari di dalam kandungan penting,” ucap Krisdayanti.
“Kami bergerak bersama bahwa mengonsumsi dua telur cukup dibandingkan mie instan atau cilok karena sekarang juga lagi tren makanan cepat saji,” tambahnya.
Krisdayanti berpendapat sebagai komisi yang membidangi masalah kesehatan menjadi keharusan membangun kesadaran para orang tua agar memberikan asupan gizi baik untuk anak. Sang Diva menyadari tugas ini tidak mudah tanpa adanya kerjasama stakeholder dalam menangani stunting.
“Komisi IX kita ada 51 anggota kita bergerak bersama dan kita sekarang senang karena akan tambah lagi empat dapil semakin banyak wakil rakyat maka akan semakin mudah sosialisasi hingga edukasi persoalan stunting,” ungkap Krisdayanti.
Nenek dari Ameena Hanna Nur Atta menyampaikan BKKBN sebagai mitra Komisi IX juga telah mampu menekan angka 420 ribu kehamilan tidak direncanakan di masa pandemi Covid-19. “Sehingga berencana itu keren jadi kalau tidak direncanakan ini yang membuat kita cemas,” urai Krisdayanti. Krisdayanti mendorong generasi muda lebih menyadari bahwa kehamilan perlu dipersiapkan agar kondisi gagal pertumbuhan anak bisa ditanggulangi.
Ia pun menganjurkan untuk para ibu sejak 270 hari pertama untuk mengonsumsi protein hewani, salah satunya telur. "Bagaimana 270 hari pertama di dalam kandungan, ibu bisa bergerak bersama. Mengonsumsi dua telur cukup, dibandingkan makan instan," tambah Krisdayanti.
Selain itu ia pun menganjurkan para ibu mengonsumsi makanan dengan nutrisi yang baik dan tercukupi. "Tentunya tidak bisa sebentar. Perlu secara berkala melakukan sosialisasi. Mudah-mudahan dengan sosialisasi (kita) bisa bergerak menurunkan stunting hingga 14 persen," tutupnya.
Waaster Kasad Bidang Tahwil Komsos Dan Bhakti TNI, Yudianto Putrajaya mengatakan bahwa TNI terus mendukung program penurunan prevalensi angka stunting di Indonesia. Bahkan katanya KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurrahman mengatakan kalau bisa prevalensi angka stunting turun hingga 10 persen.
CEO Tribun Network Dahlan Dahi Terpilih Jadi Anggota Dewan Pers, Berikut Daftar Lengkapnya |
![]() |
---|
Platform Jual Beli Cenderaloka: Bantu Perajin Lokal dan UMKM Jual Produk hingga Pasar Internasional |
![]() |
---|
Masih Ada 2.367 Balita Tengkes di Kudus, Sekda Revli: Perlu Upaya Lebih Keras Lagi |
![]() |
---|
Survei Kesehatan Indonesia Stunting di Banyumas Capai 20,9 Persen, Pj Bupati: Mengkhawatirkan |
![]() |
---|
Dikukuhkan sebagai Ayah Asuh Anak Stunting, Irjen Pol Ahmad Luthfi: Kehormatan dan Tanggung Jawab |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.