Berita Jateng
Melihat Gambaran Kehidupan Masyarakat Cilacap Melalui Batik Kutawaru, Batik dengan Pewarna Alami
Beberapa tempat di Cilacap juga menjadi sentra produksi batik, seperti di Kelurahan Kutawaru, Kecamatan Cilacap Tengah.
Penulis: Pingky Setiyo Anggraeni | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM, CILACAP - Selain Cirebon dan Pekalongan yang terkenal akan batiknya, ternyata Cilacap juga memiliki batik khas yang tak kalah cantik.
Bahkan beberapa tempat di Cilacap juga menjadi sentra produksi batik, seperti di Kelurahan Kutawaru, Kecamatan Cilacap Tengah.
Batik khas Kelurahan Kutawaru atau biasa disebut Batik Kutawaru saat ini menjadi salah satu primadona batik di Cilacap.
Pasalnya Batik Kutawaru memiliki motif yang sangat eksotis karena menggambarkan kehidupan masyarakat Cilacap sebagai masyarakat pesisir.
Baca juga: Realisasi Jalan Tol Lingkar Timur-Selatan Solo Masih Lama, Juliyatmono Ngotot agar Proyek Terwujud
Motif batik Kutawaru tentunya mengadopsi motif-motif khas laut seperti hewan-hewan laut semisal kepiting, kemudian motif biota laut dan juga motif pantai.
Adapula motif perahu yang tentunya terinspirasi dari profesi masyarakat pesisir selatan yang sebagian besar adalah nelayan.
Kemudian ada juga motif mangrove, mangrove ini tentunya sangat dekat dengan masyarakat Kelurahan Kutawaru yang secara geografis berada di kawasan Segara Anakan.
"Kalau motifnya yang mangrove yang kita buat ada berbagai macam seperti jenis bakau, bogem, api-api putih, teruntum.
Jadi dari 24 jenis mangrove kita baru pakai 10, biasanya dikombinasikan dengan corak lurik," jelas Juwarisman salah satu pengrajin Batik Kutawaru kepada Tribunbanyumas.com.
Dikatakan Juwarisman bahwa dirinya juga tak lupa membuat batik dengan motif bunga Wijayakusuma.
Bunga Wijayakusuma sendiri merupakan bunga kebanggaan masyarakat Cilacap.
Bunga Wijayakusuma menjadi lambang Kabupaten Cilacap karena bunga ini tumbuh di satu-satunya pulau yang ada di Cilacap yakni Pulau Nusakambangan.
Batik bermotif bunga Wijayakusuma ini menjadi kebanggaan dan primadona dan paling digandrungi oleh masyarakat Cilacap.
"Paling diminati motif bunga Wijayakusuma, karena lambang Kabupaten Cilacap. Biasanya batik bermotif Wijayakusma dipesan pejabat-pejabat," ungkapnya.
Menggunakan Pewarna dari Mangrove
Selain motif batik yang menggambarkan kehidupan masyarakat pesisir, uniknya dalam pewarnaan Batik Kutawaru menggunakan mangrove sebagai pewarna alami.
Para pengrajin batik di Kutawaru biasanya memanfaatkan buah, daun dan batang pohon mangrove untuk pewarna batik mereka.
Selain karena bahan baku mangrove yang melimpah di wilayah Kutawaru, pewarna berbahan mangrove dipercaya memiliki warna yang lebih pekat.
"Alasannya karena bahan baku melimpah, di Cilacap banyak sekali pohon mangrove yang bisa kita manfaatkan dengan baik.
Daun yang sudah kering dan buahnya kita manfaatkan jadi pewarna," jelas Juwarisman.
Biasanya dalam memproduksi batik dengan pewarna alami mangrove ini pengrajin membutuhkan waktu sekitar 5 hari.
Walaupun membutuhkan waktu lebih lama jika dibanding dengan pewarna sintetis, namun warna yang dihasilkan akan lebih bagus dan juga lebih awet.
Dijelaskan Juwarisman, pewarna dari mangrove ini cenderung menghasilkan warna Sogan atau warna coklat kemerahan.
"Warna sogan ini beda, coklatnya beda dari warna-warna biasa, jadi ada ciri khas tersendiri," katanya.
Galeri Batik "Leksana Batik Jaya"
Galeri batik bernama Leksana Batik Jaya ada di Jalan Nusajaya Rt 01 Rw 01, Kelurahan Kutawaru, Kecamatan Cilacap Tengah.
Di sana kita dapat melihat proses produksi Batik Kutawaru dan melihat kain Batik Kutawaru di galeri batik milik Juwarisman.
Juwarisman sendiri mulai memproduksi batik sejak tahun 2011 lalu.
Sejak awal, Batik Kutawaru memang diproduksi dengan berbagai motif khas Cilacap yaitu dari motif bunga Wijayakusuma, mangrove dan tentunya biota-biota laut yang mencerminkan masyarakat pesisir Cilacap.
Teknik produksi batik yang digunakan Juwarisman yakni dengan teknik tulis dan cap.
Batik tulis biasanya selesai diproduksi minimal dalam waktu 3 minggu, sedangkan untuk batik cap diproduksi dalam waktu 2 hari saja.
Selama 11 tahun berjalan, Batik Kutawaru produksi Leksana Batik Jaya sudah dikirim ke berbagai kota yang ada di Indonesia. Bahkan Batik Kutawaru ini juga sudah sampai ke luar negeri.
"Alhamdulillah sudah dikirim ke seluruh Indonesia dari Aceh, Bangka Belitung, Kalimantan bahkan sampai Papua. Kita juga sudah ekspor ke Malaysia, Thailand, Jepang dan Taiwan," ungkapnya.
Leksana Batik Jaya diketahui saat ini menjadi langganan pejabat-pejabat dan juga pemerintah di Cilacap.
Biasanya para pejabat memesan kain Batik Kutawaru untuk keperluan seragam karena memiliki motif Cilacapan.
Baca juga: Polres Sukoharjo Tangkap Manusia Silver Pembunuh Gadis di Kebun Kosong Belakang Karaoke Grogol
Adapun kain Batik Kutawaru ini dibanderol dengan harga 100-300 ribu Rupiah perlembarnya.
Untuk dapat berkunjung ke sentra Batik Kutawaru anda harus membelah sungai Bengawan Donan terlebih dahulu dengan menaiki perahu compreng selama 10 menit.
Anda harus menyeberang dari Penyeberangan Prenca, Cilacap menuju penyeberangan Alasmalang, Kutawaru.
Karena memang Kelurahan Kutawaru ini hanya dapat ditempuh dengan transportasi air saja apabila dari Kota Cilacap. (*)
Rakor di Semarang, Kemendagri Ingin Pastikan Kepala Daerah di Jateng Gerakkan Siskamling |
![]() |
---|
Ramai Isu Pemekaran Provinsi Jateng, Respons Gubernur Ahmad Luthfi Singgung Arahan Pusat |
![]() |
---|
Masa Angkutan Lebaran, Ini Stasiun dengan Keberangkatan dan Kedatangan Pemudik Terbanyak di Daop 4 |
![]() |
---|
Anggota DPR Edy Wuryanto Kecam Pemotongan THR dan Remunerasi Nakes RSUP di Semarang dan Jogja |
![]() |
---|
Gandeng ISNU Jateng untuk Kolaborasi, Kanwil Kemenag Ingin Perkuat Peran dan Kebermanfaatan CTC |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.