Berita Jateng

Rasanya Legit dan Manis, Ternyata Kue Keranjang Ini Ada Makna Filosofi: Perekat Silaturahim Sesama

Kue Keranjang makanan khas masyarakat Tionghoa yang seringkali muncul saat tahun baru cina di Indonesia memiliki filosofi di tahun Shio Kelinci Air.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/REZANDA AKBAR
Toko yang menjual kue keranjang Panjunan di Kabupaten Kudus, Jumat (20/1/2023) 

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Kue Keranjang makanan khas masyarakat Tionghoa yang seringkali muncul saat tahun baru cina di Indonesia memiliki filosofi di tahun Shio Kelinci Air.

Makanan tersebut terbuat dari tepung dan gula, serta mempunyai tekstur yang kenyal dan legit. Alasan disebut sebagai kue keranjang, karena proses pembuatannya harus dicetak menggunakan keranjang.

Momen Imlek seakan tidak lengkap rasanya jika tidak ada kehadiran kue manis yang legit itu.

Legit dan manisnya kue keranjang tersebut ternyata memiliki filosofi yang mendalam. 

Baca juga: Berulang Kali Rusak, Warga Usul Batu Granit Jalan Menara Kudus Diganti Mateial yang Kuat

Hal tersebut dijelaskan oleh Paulus Andi Cahyono di Desa Panjunan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus pemilik kue keranjang legendaris Panjunan turunan ke tiga.

"Filosofi dari kue keranjang itu, diharapkan dapat melengketkan hubungan antar manusia seperti tekstur kue keranjang. Serta memaniskan hubungan," ucapnya, Jumat (20/1/2023)

Maka dari itu, kue keranjang biasa digunakan sebagai pemberian kepada saudara, rekan ataupun kerabat.

Akibatnya, produksi kue keranjang saat Imlek meningkat dibandingkan hari biasanya.

Paulus mengaku bahwa produksi tahun ini meningkat 10 persen dari tahun sebelumnya. Sehari dia bisa produksi 3-4 kwintal.

Andi mengungkapkan bahwa sebulan menjelang Imlek dan sebulan setelah perayaan Imlek, kue keranjang sudah mulai dibanjiri pesanan semenjak 10 hari sebelum Imlek.

Untuk membuat kue keranjang sendiri membutuhkan waktu yang cukup lama.

Setelah membuat adonan dari tepung ketan dan gula, kemudian dicetak dan dikukus hingga 6 jam lamanya.

Mulanya, kue keranjang dicetak dengan menggunakan anyaman bambu berbentuk keranjang.

Akan tetapi, kini mencetak kue keranjang bisa menggunakan cetakan dari bahan alumunium.

"Kalau ukurannya ada yang 250 gram, 500 gram, 1 kilogram, dan mini dengan varian rasa frambos, pandan, vanila, dan cokelat," paparnya.

Diminati karena kualitasnya yang baik, Andi kerap kebanjiran pesanan dari berbagi daerah di Pulau Jawa.

Satu kilogram kue keranjang dipatok seharga Rp 44 ribu dengan berbagai pilihan rasa.

Salah satu pembeli, Tjun Tjun (60), mengaku tiap tahun selalu membeli kue keranjang di toko milik Andi.

Baca juga: Pengemudi Ojek Tepergok Curi BH di Kos Putri, Motifnya Buat Berfantasi Seks saat Masturbasi

Apalagi, dirinya yang sebagai salesman perlu memberikan hadiah kepada rekan ataupun konsumennya dengan harapan filosofi kue keranjang tersampai.

Mendekati perayaan tahun baru cina ini, dia selalu melewatkan momen berbagi kue keranjang kepada keluarga, kerabat, dan teman - temannya.

"Tiap tahun beli di sini, ini (kue keranjang) mau dibagikan ke keluarga sama teman-teman," katanya. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved