Berita Pendidikan
Minta Disdik Kembangkan Urban Farming dalam Kurikulum, Ita Ingin Anak Terbiasa Kegiatan Pertanian
pLT Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu meminta Dinas Pendidikan untuk memasukkan pendidikan Urban Farming dalam kurikulum merdeka belajar.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Komitmen pada upaya mewujudkan ketahanan pangan, Pelaksana Tugas Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu terus menggerakkan pertanian perkotaan.
Salah satunya meminta Dinas Pendidikan Kota Semarang untuk memasukkan pendidikan Urban Farming dalam kurikulum merdeka belajar.
Hal itu disampaikan Ita, sapaan akrab Plt. Wali kota usai melakukan penebaran benih ikan nila dan penanaman bibit sayuran di lingkungan SMP N 11 Semarang, Jumat (20/1).
Bersama siswa didik, Ita juga memanen ikan lele serta sayuran hidroponik.
“Kegiatan pertanian dapat menjadi sarana pendidikan karakter seperti melatih kesabaran, rasa ingin tahu, team work dan menjauhkan anak dari main HP,” ungkap Ita.
Baca juga: SMA di Jawa Tengah Batal Study Tour Karena Tak Mendapat Izin, Ini Jawaban Kepala Dinas Pendidikan
Dalam pertanian, semua butuh waktu, proses dan kesabaran sampai dapat dipanen.
Karakter inilah yang akan ditumbuhkan dan dilatih kepada anak-anak.
Harapannya berawal dari anak-anak, kegiatan bertanam juga akan menular pada orang tua dan lingkungan sekitar.
Ita, lebih lanjut juga berharap agar pelaksanaan kurikulum merdeka belajar tidak hanya dipenuhi dengan teori, melainkan diisi praktek yang bisa diimplementasikan di rumah sehingga lebih menyenangkan.
Pemkot melalui Dinas Pertanian juga akan menambahkan anggaran untuk dukungan bibit maupun pelatihan pembibitan.
Dirinya optimistis, bertani akan ikut mencegah krisis pangan yang diproyeksikan terjadi di tahun ini.
Baca juga: Caretaker PSIS Optimistis Permainan Skuad Mahesa Jenar Meningkat saat Jumpa Arema FC
Tak hanya dinikmati untuk keluarga, hasil bertani urban farming mulai dari sayuran, beternak ikan dan sejenisnya akan mengurangi pengeluaran keluarga.
Bahkan, jika ditekuni hasilnya akan berlebih, dapat dijual dan menjadi penghasilan tambahan. “Presiden sudah mewanti-wanti untuk masalah pangan yang berpotensi terjadinya inflasi serta krisis pangan,” lanjut Ita.
Diperinci Ita, sebagaimana disampaikan presiden 4 bahan pangan pemicu inflasi adalah beras, telur, daging dan tomat. “Alhamdulillah dengan bertanam, kita tidak akan panik kalau ada harga cabe atau tomat melambung. Tinggal petik di pekarangan saja bisa dimasak,” pungkasnya. (*)
Ferdinand Ungkap Kebijakan Kampus SCU: Mahasiswa Prioritas, Rektor Terakhir |
![]() |
---|
STEBI Bina Essa Bandung Perguruan Tinggi Pertama di Indonesia Terima Pembayaran UKT Gunakan Kripto |
![]() |
---|
Unida Kembangkan Penelitian Skema Wakaf Blended Finance untuk Dukung Pembiayaan SDGs di Indonesia |
![]() |
---|
Sejarah Singkat PSHT, Arti Lambang Beserta Maknanya yang Penuh Filosofi |
![]() |
---|
Di Puncak Bukit Situs Giri Kedaton Gresik, Kumcer 'Jalan Kecil' karya Dewi Musdalifah Dibedah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.