Berita Jateng

Perajin Barongsai di Kota Semarang Terima Banyak Pesanan Jelang Imlek, Figur Kelinci Jadi Favorit

Perajin barongsai di Jalan Hiri Sidodadi, Kecamatan Semarang Timur menerima banyak pesanan menjelang Imlek. tahun ini, figur kelinci jadi favorit

Penulis: Budi Susanto | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/BUDI SUSANTO
Huang Wie Hong tengah mengerjakan kepala barongsai di sanggarnya yang ada di Jalan Hiri Sidodadi Kecamatan Semarang Timur, Jumat (13/1/2023). 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Meredanya pandemi membuat pengrajin barongsai mulai menggeliat.

Tak terkecuali perajin barongsai di Jalan Hiri Sidodadi, Kecamatan Semarang Timur.

Barongsai buatan sanggar itu, bahkan dikirim ke beberapa daerah di Indonesia.

Pemilik sanggar tersebut adalah Huang Wie Hong, yang telah memproduksi barongsai sejak 2015.

Huang mengatakan, pesanan barongsai jelang Imlek tahun ini meningkat hingga 60 persen.

Baca juga: Viral Video Kucing di Kabupaten Semarang Diberi Minum Tuak, Pelaku Akhirnya Dipanggil Polisi

Ramainya pesanan, membuat Huang bisa memproduksi 4 barongsai setiap bulannya.

Untuk pesanan terbanyak jelang Imlek tahun ini adalah kepala kelinci.

"Shio dalam Imlek tahun ini adalah kelinci, jadi pesanan terbanyak adalah kepala kelinci," tuturnya, Jumat (13/1/2023).

Dengan harga bervariasi, Huang bisa meraup omset hingga Rp 30 juta perbulan.

Pasalnya, satu barongsai berukuran sedang bisa tembus di angka Rp 6,5 juta.

Namun untuk barongsai naga dengan tingkat kesulitan pembuatan lebih, ia mematok Rp 9 juta.

"Kalau barongsai naga panjangnya bisa 18 meter, pembuatannya juga lebih sulit," terangnya.

Huang mengatakan, keterampilan membuat barongsai diajarkan oleh sang ayah.

Ketrampilan itu akhirnya digunakan Huang untuk meneruskan usaha ayahnya.

Sang ayah juga sudah membuat barongsai puluhan tahun lamanya.

"Dalam pembuatan barongsai, ayah saya pakai bambu untuk kerangka. Namun modifikasi saya lakukan dengan menggunakan rotan, karena lebih lentur," ucapnya.

Ia menjelaskan, pembuatan barongsai yang ia lakoni sempat terhenti.

Hal itu karena pandemi beberapa waktu lalu.

Dampak pandemi, dikatakannya, benar-benar membuatnya terpuruk.

Baca juga: Didatangi Pengurus BEM KM UGM, Ganjar Nyatakan Siap Jadi Mentor: Jadi Nggak Sekadar Demo Nanti

"Padahal sebelum pandemi saya bisa membuat 40 barongsai dalam satu tahun. Tapi saat pandemi tidak ada pesanan sama sekali, namun kini mulai bangkit lagi," terangnya.

Huang menambahkan, pengerjaan satu barongsai membutuhkan waktu sepekan.

Proses tersebut tergantung pada tingkat kesulitan barongsai yang dipesan pelanggannya.

Huang dibantu oleh 4 pegawai dalam proses pembuatan barongsai pesanan tersebut.

"Pemesan terbanyak dari Pulau Bali, namun Jawa hingga NTB juga memesan barongsai ke saya," tambahnya. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved