Berita Jateng
Sampah Organik Jadi Cairan Serbaguna Ternyata Mudah Dibuat, Begini Caranya
Kelompok ibu rumah tangga di Jalan Brotojoyo Kota Semarang punya cara tersendiri, untuk menyelesaikan permasalahan penumpukan sampah organik.
Penulis: Budi Susanto | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Kelompok ibu rumah tangga di Jalan Brotojoyo Kota Semarang punya cara tersendiri, untuk menyelesaikan permasalahan penumpukan sampah organik.
Jika di wilayah lain sampah organik hanya dibuang begitu saja, melalui tangan trampil ibu-ibu yang tergabung dalam Bank Eco Enzyme Semarang Hebat, sampah organik tersebut diubah menjadi liquid atau cairan.
Cara mengolah sampah organik itu juga terbilang mudah dan bisa dipraktekkan oleh masyarakat.
Di mana sampah organik seperti kulit buah dan daging buah yang sudah dicacah, dicampur dengan air bersih dan molase berupa gula merah.
Baca juga: Bea Cukai Kudus Musnahkan 5 Juta Batang Rokok Ilegal senilai Rp5,7 Miliar
Campur tersebut disimpan dalam wadah tertutup selama tiga bulan dan bisa langsung digunakan.
Eco enzyme juga bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti pupuk, penghilang bau tumpukan sampah hingga penjernih air.
Tak hanya itu, eco enzyme bisa menjadi bahan campuran untuk membersihkan area dapur, sabun, shampo hingga mengobati luka.
Dikatakan, Yenita Sanjaya Ketua Bank Eco Enzyme Semarang Hebat, melalui pengurai sampah eco enzyme, kelompoknya fokus untuk mengurangi sampah organik.
Pasalnya jadi permasalahan mendasar di lingkungan dan membebani Tempat Pembuangan Akhir (TPA) maupun Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
Ia memaparkan timbunan sampah organik di Indonesia mencapai 57 persen, sisanya sampah plastik 15 persen, kertas 11 persen dan sampah lainnya 17 persen.
"Kondisi itu juga terjadi di Kota Semarang, untuk itu butuh langkah kongkrit untuk mengurangi sampah organik," terangnya saat ditemui Tribunjateng.com di Bank Eco Enzyme Semarang Hebat, di Jalan Brotojoyo, Rabu (21/12/2022).
Dilanjutkan, karena eco enzyme bisa digunakan untuk berbagai macam hal, stok eco enzyme di Bank Eco Enzyme Semarang Hebat terus menipis.
Untuk itu ia bersama kelompoknya kembali membuat eco enzyme sebanyak 3 ton yang nantinya akan digunakan untuk berbagai kegiatan sosial.
3 ton eco enzim tersebut dari 75 kilogram molase, 225 kilogram bahan organik, 750 liter air sumur.
"Bahan-bahan tersebut ditempatkan di tandon air khusus agar terfermentasi. Nantinya eco enzyme bisa diambil tiga bulan ke depan," tuturnya.