Berita Jateng
Diduga Langgar HAKI, 403.200 Buah Pisau Cukur Merek Getlitey Dari Cina Ditahan Bea Cukai
Bea Cukai Tanjung Emas menggagalkan upaya importasi ratusan ribu pisau cukur yang diduga melanggar Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dari Cina.
Penulis: Rahdyan Trijoko Pamungkas | Editor: Raka F Pujangga
TRIBUNMURIA.COM,SEMARANG - Bea Cukai Tanjung Emas menggagalkan upaya importasi ratusan ribu pisau cukur yang diduga melanggar Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) yang dikirim dari Cina.
Penggalan impor pisau cukur dilakukan saat akan bongkar muat di pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Sekilas bentuk pisau cukur yang dikirim dari Cina oleh PT MKA menyerupai pisau cukur merek Gillete milik PT Procter And Gamble (P&G) Home Products Indonesia.
Pisau cukur dari Cina dilabeli dengan merek Getlitey.
Baca juga: Bea Cukai Kudus Sita 17 Juta Batang Lebih Rokok Ilegal Senilai Rp19 Miliar
Kepala Kantor Bea Cukai Tanjung Emas Semarang, Anton Martin menerangkan penggagalan importasi pisau cukur bermula ketika mendapat informasi dari importir bahwa ada barang yang masuk di pelabuhan Tanjung Emas Semarang 4 November lalu.
Kemudian pihaknya menduga barang kiriman dari Cina itu melanggar Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
" Kemudian kami pada 29 November 2022 melakukan pemeriksaan. Pada pemeriksaan awal kami menduga ada pelanggaran HAKI," ujarnyar Kamis (15/12/2022).
Anton mengatakan dari hasil pemeriksaan didapati 350 karton berisi 403.200 pisau cukur merek Getlitey yang diduga melanggar HAKI.
Pihaknya memberitahukan pemilik merek dari PT Procter And Gamble (P&G) Home Products Indonesia.
Pemilik merek pisau cukur itu pun ingin menindaklanjuti hal itu dan menaruh jaminan untuk mengantisipasi pihak importir merasa keberatan.
"Karena sudah ditindak lanjuti kantor pusat, kami berkoordinasi dengan pihak bareskrim dan Ditjen HAKI untuk melakukan proses lanjut," imbuhnya.
Baca juga: Kejari Blora Terima Penyerahan Tahap Dua Kasus Rokok Ilegal, Tangkapan Polisi & Bea Cukai Kudus
Menurut Anton, pemilik merek mengajukakan permohonan penangguhan sementara ke Pengadilan Niaga Semarang.
Permohonan itu dikabulkan dan dilakukan pemeriksaan fisik bersama hakim Pengadilan Niaga Semarang.
"Hakim memutuskan untuk melakukan proses lebih lanjut untuk dilakukan penahanan. Kami berani melakukan penarikan. Proses pemeriksaan kami menghadirkan pemilik merek dan Ditjen HAKI," ujarnya.
Ia mengatakan upaya yang dilakukan Bea Cukai untuk melindungi pemilik merek.
Oleh sebab itu pihaknya memilih menarik dan menahan pisau cukur menjaga nama baik dan kredibilitas pemilik merek.
Sementara itu, Direktur PT Procter And Gamble (P&G) Home Products Indonesia Naraya mengatakan telah dua kali menemui pisau cukur yang didatangkan Cina yang diduga melanggar HAKI.
Menurutnya kejadian pertama didapati adanya pengiriman pisau cukur palsu yang diberi merek Gillete.
Kemudian kejadian kedua, pisau yang dikirim dari cina tersebut menyerupai produk pisau cukur Gillete.
Baca juga: Bus AKAP Tiba-tiba Dihentikan Bea Cukai Kudus di Gondoharum, Ternyata Angkut 15 Koli Rokok Ilegal
"Untuk kejadian kedua ini wujud pisau cukurnya sama tapi diberi merek beda," ujarnya.
Naraya menuturkan telah bertemu pihak importir yang mendatangkan pisau cukur tersebut. Selain itu pihaknya juga telah melaporkan kejadian itu ke Bareskrim Mabes Polri.
"Produk ini sudah beredar di pasaran. Kami pun menemukan produk serupa itu di pelabuhan lain," ujar dia. (raf)