Berita Kudus
Panel Surya SMK NU Ma'arif Kudus, Praktik Konkret Transisi Energi Terbarukan dan Media Edukasi
SMK NU Maarif Kudus telah menggunakan solar cell atau listrik tenaga surya (panel) surya untuk menerangi sekolah tersebut.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Yayan Isro Roziki
Dari situ siswa bisa mendapatkan pengalaman empiris akan pembelajaran ketenagalistrikan dari segi energi baru terbarukan.
Dari segala daya dukung pembelajaran tersebut, kata Sumarno, setidaknya siswa mendapatkan bekal bahwa energi listrik bisa didapat dari energi terbarukan, tidak harus bersumber dari energi fosil.
Siswa juga mengantongi kompetensi dasar perihal ketenagalistrikan, utamanya dari panas matahari yang diubah jadi tenaga listrik.
"Perihal tenaga listrik yang kemudian diubah jadi gerak, misanya untuk otomotif atau yang lainnya, itu tinggal pengembangannya. Yang penting siswa mengetahui dasarnya dulu," kata Sumarno.
Dari bekal belajar di bangku sekolah, kata Sumarno, siswa siap untuk mengaplikasikan ilmu kelistrikan dari energi baru terbarukan.
Sudah ada sekitar 60 siswa yang lulus dari jurusan tersebut, sedangkan saat ini yang masih belajar di jurusan ketenagalistrikan, ada enam kelas. Masing-masing kelas rata-rata siswanya 35 orang.
Perihal listrik yang bersumber dari tenaga surya, Muhammad Khoiruza Faisal, seroang siswa jurusan ketenagalistrikan kini sudah memahami seluk beluk berikut pengoperasiannya.
Mulai dari proses pemasangan panel surya berikut turunannya sampai bisa dimanfaatkan daya listriknya, siswa kelas XI itu setidaknya mampu mempraktikkannya.
"Dari panel surya sampai bisa digunakan untuk penerangan rumah atau gedung sudah memahami," katanya. (*)