Berita Jateng
Kisah Kusrin, Kakek Penghuni Rumah Reyot Berukuran 2x2 Meter Tanpa Kamar Mandi
Pria lanjut usia hidup sebatang kara di rumah tanpa kamar mandi di Desa Barongan RT 03 RW 02, Kabupaten Kudus.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Raka F Pujangga
TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Kusrin hanya bisa menatap lesuh rumah mungilnya yang sudah reyot sebelum dirinya bekerja sebagai buruh lepas harian.
Rumah milik Kusrin terletak di Desa Barongan RT 03 RW 02, Kudus di dalam gang sempit yang hanya muat untuk dua sepeda.
Rumah miliknya hanya seluas 2x2 meter saja yang berisi barang-barang miliknya dan tempat untuk dia berbaring.
Baca juga: Dua Keluarga Lansia yang Tinggal di Tengah Hutan Blora Dapat Bantuan dari Forkopimcam Kradenan
Untuk kamar mandi, Kusrin biasa menumpang ke rumah tetangganya.
Pada bagian depan rumah Kusrin, terdapat kandang burung yang berisi Burung Brenggolo atau Burung Merpati Kerah yang biasa disebut Burung Puter.
"Saya sudah puluhan tahun tinggal di sini, saya hidup sendiri sudah lebih dari sepuluh tahun," ucap Kusrin ketika ditemui Tribun Muria di rumahnya, Selasa (15/11/2022).
Pria kelahiran tahun 1943 itu, harus hidup sebatang kara yang hanya mengandalkan kaki dan tangannya yang sudah keriput untuk bertahan hidup.

Meski sudah lanjut usia, dengan rambut dan jenggot yang sudah tertutup uban.
Tubuh Kusrin masih lincah untuk bekerja sebagai buruh.
"Saya buruh, kerja sembarang saya mau. Pendapatan sehari hanya cukup untuk makan," katanya.
Baca juga: Tak Paham Teknologi, Lansia di Kota Semarang Masih Kesulitan Bayar Parkir Elektronik
Itupun, penghasilannya menjadi buruh masih dibagi dua untuk membeli makan Burung Brenggolo miliknya.
Untuk menambah penghasilannya, Terkadang Kusrin harus menjual Burung Brenggolo yang dia pelihara sendiri.
"Dijual, harganya mulai dari Rp 25ribu sampai Rp 125ribu. Biasanya saya naik sepeda untuk dibawa ke pasar lalu dijual," terangnya.
Kusrin tergolong lansia yang kuat, hal itu lantaran dirinya jarang mendapat bantuan sosial dari pemerintah.
Namun, baru-baru ini dirinya merasa bersyukur karena mendapat Bantuan Langsung Tunai melalui Dana Desa (BLT-DD) untuk yang pertama kalinya.
"Saya tidak pernah dapat bantuan, baru kemarin saya dapat uang sama beras, baru pertama dapat alhamdulillah bersyukur," tuturnya.
Sementara itu, Sugiarto, Kasi Pemerintahan Desa Barongan mengatakan bahwa alasan Kusrin sulit untuk mendapatkan bantuan karena terkendala identitas.
"Kami sering mengusulkan, agar mendapatkan bantuan dari desa, PKH, BLT DD dan BPNT. Tetapi yang bersangkutan Bapak Kusrin ini terkendala identitas kependudukan, yakni KTP dan KK," jelasnya.
Sugiarto menambahkan, bahwa pihak Pemdes sudah menilik kondisi Kusrin berkali-kali.
Karena memprihatinkan, pihaknya membantu Kusrin untuk melakukan perekapan kependudukan.
Baca juga: Kisah Pilu Kakek Kemis Warga Blora, Rumah Roboh Diguyur Hujan Deras, Numpang di Emper Tetangga
"Kurang lebih tiga tahun lalu, pak Kusrin sudah saya ajak untuk ke Dinas Kependudukan dengan tujuan mendapatkan bukti identitas kependudukan," ucapnya.
Sebelumnya KTP Kusrin beralamat di Kabupaten Pati, Kusrin sempat menolak untuk membarui identitasnya.
Namun, pasa bulan Juni lalu, Kusrin akhirnya menyetujui dan membarui identitasnya.
"Bantuan untuk Kusrin baru saja tersalurkan pada bulan Oktober kemarin," terangnya. (Rad)