Berita Jateng

Harga Kedelai Tembus Rp 14 Ribu Per Kilogram, Perajin Tahu di Ungaran Pilih Kurangi Ukuran Tahu

Kenaikan harga kedelai membuat perajin tahu di Kabupaten Semarang mengurangi ukuran potongan tahunya.

TRIBUNMURIA/REZA GUSTAV
Pegawai di sebuah pabrik tahu di Dusun Jatisari, Desa Gedanganak, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang tengah memproduksi tahu, Jumat (4/11/2022). 

TRIBUNMURIA.COM, UNGARAN - Harga kedelai yang terus merangkak naik berimbas pada produksi tahu di kalangan para perajin.

Seorang perajin tahu di Dusun Jatisari, Desa Gedanganak, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Sukarni (50) mengatakan, kedelai yang dia gunakan sebagai bahan utama produksi tahunya tersebut sudah seharga Rp 14 ribu per kilogram.

Itu artinya, harga kedelai sudah mengalami kenaikan sebanyak Rp 2.200 dibanding awal Oktober 2022 lalu yang masih pada angka Rp 11.800 per kilogram.

Baca juga: Produksi Perajin Tahu dan Tempe di Kudus Turun 30 Persen Karena Harga Kedelai Tinggi

Sukarni menyebut, harga kedelai mengalami kenaikan secara bertahap dan sedikit demi sedikit.

“Sepertinya setiap hari naik meski cuma beberapa ratus Rupiah, merangkak terus sampai sekarang ini,” ujarnya kepada Tribunmuria.com, Jumat (4/11/2022).

Dari harga kedelai yang terus melambung itu, Sukarni menerangkan ndustri miliknya masih tetap bertahan meskipun tidak bisa mengambil banyak keuntungan.

Untuk menyiasati berkurangnya keuntungan, dia juga memperkecil ukuran potongan tahunya.

Baca juga: Kualitas Kedelai Lokal Buruk, Perajin Tahu di Kudus Pilih Impor

Tahu-tahu yang dia produksi sendiri dipasarkan di Pasar Babadan setiap harinya dan rata-rata selalu habis terjual.

“Setiap hari produksi dua kuintal (kedelai) dan dibawa ke pasar, seringnya habis, hari ini habis,” imbuhnya.

Sementara itu, tahu jadi yang dia jual di pasar sendiri juga tidak mengalami kenaikan harga.

Hal itu menurutnya perlu dilakukan untuk mencegah adanya protes dari para pelanggan, bahkan paling buruknya kehilangan pembeli.

Dengan kondisi itu, Sukarni mengaku masih bisa bertahan dan belum terpikir untuk mogok atau berhenti produksi.

Baca juga: Perajin Tahu Kudus Waswas, Stok Kedelai di Primkopti Hanya Cukup Buat Tiga Hari

“Sekarang hanya cukup untuk sehari-hari saja, menabung sedikit," ujarnya.

"Dari pada mogok, nanti para pelanggan hilang, para tenaga saya juga kasihan," kata dia.

"Yang penting masih bisa bertahan dulu saja, intinya tidak boros dan tidak berhutang,” ujarnya.

Di sisi lain, berdasarkan penelusuran di Pasar Bandarjo Ungaran, harga tahu di tingkat pedagang masih sama dan tak ada kenaikan.

“Masih sama, sebungkusnya antara Rp 5 ribu sampai Rp 7 ribu, ukurannya agak lebih kecil,” ungkap Kasminah (74). (*)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved