Pembunuhan Iwan Budi
Tiga Saksi Pembunuhan Iwan Budi dalam Perlindungan LPSK, Sempat Lihat dan Bertemu Terduga Pelaku
Tiga saksi kunci pembunuhan Iwan Budi, pegawai Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang, kini dalam perlindungan LPSK
TRIBUNMURIA.COM, JAKARTA - Tiga saksi pembunuhan Iwan Budi, pegawai Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang, kini dalam perlindungan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Ketiga saksi ini sempat melihat dan bertemu dengan terduga pelaku pembunuhan Iwan Budi yang jasadnya ditemukan di Kawasan Pantai Marina, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/9/2022) lalu.
Demikian disampaikan Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi.
Edwin Partogi menjelaskan ketiga saksi tersebut adalah seorang penjaga portal tempat pembuangan sampah dan dua petugas keamanan yang berjaga dekat sekitar TKP.
Menurut Edwin sejauh ini belum ada ancaman terhadap saksi maupun keluarga.
Namun perlindungan ini merupakan permohonan dari ketiga saksi.
"Tiga saksi ini khawatir dan ajukan permohonan perlindungan ke LPSK. Saat ini status mereka terlindung di LPSK," ujar Edwin, mengutip laporan tim jurnalis Kompas TV, Thifal Solesa dan M. Andhika Pratama, Sabtu (29/10/2022).
Hingga saat ini Polda Jawa Tengah belum menetapkan tersangka dan masih menelusuri motif pembunuhan Iwan Budi, yang diketahui merupakan saksi kasus korupsi.
Polisi juga telah mendapat keterangan dari saksi AG yang melihat pihak lain HRD dan dua orang prajurit TNI berinisial AG dan AR berada di tempat lokasi pembunuhan.
AG merupakan penjaga Pantai Marina dan mengetahui para pengunjung yang masuk ke kawasan pantai, baik pemancing maupun pekerja.
Selain Polda Jawa Tengah, Pomdam IV/Diponegoro juga ikut menyelidiki kasus pembunuhan Iwan Budi lantaran adanya dugaan keterlibatan prajurit TNI.
Danpom IV/Diponegoro Kolonel CPM Rinoso Budi menyatkan pihaknya telah memeriksa dua personil Polisi Militer yakni AG dan AR terkait kasus pembunuhan Iwan Budi.
Peluang penyidikan koneksitas
Pomdam Diponegoro juga telah memeriksa 26 saksi, namun belum ada bukti kuat untuk menetapkan AG dan AR sebagai tersangka.
Sebagai contoh, bukti rekaman CCTV yang menununjukkan pengendara motor N-MAX, diduga sebagai AG, ternyata keliru.
"Ada hubungan memang, tapi untuk arah ke pembunuhan belum ada bukti permulaan yang cukup," ujar Rinoso, Kamis (13/10/2022).
Rinoso menambahkan pihaknya akan tetap transparan dalam proses penyelidikan dan penyidikan pembuhuhan Iwan Budi.
"Apabila nanti unsur-unsur yang memenuhi dari penyelidikan masuk ke tahap penyidikan, kami nanti sebagai penyidik Pomdam akan menyarankan, ini dilimpahkan ke penyidikan koneksitas."
".Jadi gabungan, Kajati yang memimpin, bersama, polri, polda dan kita," ujar Rinoso.
Polisi periksa dukun asal Demak
Motif promosi jabatan terkait pembunuhan Iwan Budi -pegawai Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang- muncul ke permukaan.
Menyeruaknya motif promosi jabatan ini setelah seorang dukun asal Demak diperiksa polisi dalam penyelidikan kasus ini.
Diduga, ada orang yang begitu kuat menginginkan jabatan yang hendak diemban Iwan Budi, sebelum akhirnya ia menghilang dan ditemukan tewas di Marina.
Penasihat Hukum keluarga Iwan Boedi Prasetijo paparkan informasi yang didapatnya terkait pemeriksaan saksi pembunuhan di Marina Kota Semarang (TRIBUNMURIA/Rahdyan Trijoko Pamungkas)
Diketahui, hingga kini polisi masih terus memeriksa sejumlah saksi dalam kasus pembunuhan pegawai Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang Iwan Budi Prasetyo.
Satu di antara saksi yang diperiksa adalah seorang dukun.
Pemeriksaan seorang dukun ini diungkapkan penasihat hukum keluarga Iwan Budi, Yunanto Adi Setiawan (YAS).
Yunanto mengatakan, informasi yang dia terima, dukun tersebut berasal dari Demak.
Dukun itu diperiksa kaitanya dengan promosi jabatan yang diperebutkan di Bapenda Kota Semarang.
"Beberapa hari lalu, media memberitakan Iwan akan dipromosikan sebagai Kabid II penetapan pajak Bapenda."
"Belakangan ada informasi, terdapat pihak lain menginginkan jabatan itu. Kemudian, dia berinteraksi dengan orang pintar itu dan melibatkan pihak lain lagi," jelas YAS kepada awak media, Senin (31/10/2022).
Menurutnya, polisi, sedang mendalami pihak yang menginginkan jabatan itu dan pihak lain yang turut serta mendatangi rumah dukun itu, yang diduga merealisasikan kematian Iwan Budi.
"Karena ini masih proses penyelidikan dan pendalaman-pendalaman, kami tidak bisa menginformasikan terlalu dalam karena dikhawatirkan akan mendahului apa yang sedang dikerjakan kepolisian dan dikhawatirkan mengganggu proses penyelidikan yang dilakukan," tuturnya.
Terkait promosi jabatan itu, kata dia, sebelumnya, Iwan Budi sedang melakukan perjalanan ke Padang bersama tiga orang rekan kerja di satu dinas.
Sebelum berangkat ke Padang, Iwan mendengar akan dipromosikan menjadi Kabid II Penetapan Pajak. Dia pun bersemangat mendapat kabar itu.
Namun, sepulang dari Padang, Iwan menjadi ragu atas jabatan akan diemban.
Tak berselang lama, terjadilah pembunuhan itu.
"Hubungan-hubungan itu yang sedang didalami kepolisian, apa kaitannya pak Iwan akan mendapat promo itu dengan orang yang menghendaki, melibatkan orang lain."
"Tiba-tiba pak Iwan mengurungkan niat mendapat jabatan itu dan tiba-tiba terjadi pembunuhan itu," imbuhnya.
Dikatakannya, fakta relasi kejadian itu ditemukan polisi berupa data-data komunikasi percakapan antara orang yang menginginkan jabatan itu dengan dukun yang diperiksa.
Serta, pihak lain juga turut berperan datang ke orang pintar ini.
"Spare waktunya saya lupa. Tapi, waktu itu, Iwan masih hidup. Terus, dia pergi ke Padang, pulang, terus terjadi pembunuhan ini."
"Waktunya dekat, masih bulan Agustus," terangnya.
Motif lain di balik promosi jabatan
Ia menduga, ada dua kemungkian motif lain dibalik perebutan jabatan tersebut, apakah itu motif ekonomi atau motif pajak.
Karena, jabatan diinginkan seserorang terkait penertiban pajak.
"Apakah ada motif dibalik itu? Apakah ada kaitannya dengan wajib pajak tertentu? Apakah ada relasinya dengan kematian?"
"Nah, semua itu masih didalami. Kita tunggu dulu saja dari kepolisian," imbuhnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol M Iqbal Alqudusy membenarkan pemanggilan seorang dukun asal Demak untuk diperiksa dalam kasus pembunuhan Iwan Budi.
Namun, pihaknya tidak membeberkan secara detail sejauh mana keterkaitan dukun dengan tewasnya Iwan.
"Ada banyak warga sipil yang diperiksa. Termasuk ASN teman korban," tutur dia.
Iqbal mengatakan, ada beberapa orang sipil yang mencabut keterangannya terkait pembunuhan.
Namun, ada juga yang masih tetap pada keterangannya.
Namun, pihaknya tidak menerangkan secara rinci jumlah warga sipil yang diperiksa.
"Yang nyabut ada dua orang. Yang tetap, ada dua orang," ujarnya. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di kompas.tv