Gangguan Ginjal Akut

Tanggap GGAPA, Ganjar Minta Fasyankes Proaktif Laporkan Anak Terindikasi Gangguan Ginjal Akut

Tanggap Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada anak Ganjar Pranowo minta fasyankes pro aktif laporkan anak terindikasi gagal ginjal akut

Penulis: Ahmad Mustakim | Editor: Yayan Isro Roziki
Humas Pemprov Jateng
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo (tengah) bersama Bupati Blora, Arief Rohman (kanan), di sela-sela penanaman 1.000 pohon di lahan kritis Bukit Serut, Desa Singonegoro, Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora, Rabu (22/10/2022). 

TRIBUNMURIA.COM, BLORA - Tanggap Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada anak, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, minta fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) pro aktif laporkan anak terindikasi gangguan ginjal akut.

Ganjar menegaskan, pihak terus memantau secara serius perkembangan penyakit gagal ginjal akut di Jawa Tengah.

Rekomendasi dari Kementerian Kesehatan terkait sejumlah obat-obatan harus dieksekusi di lapangan dengan taat.

Sampai saat ini baru ada lima kasus gagal ginjal akut pada anak yang tecatat di Jawa Tengah.

"Selalu dalam pantauan karena dari Kemenkes sudah memberikan rekomendasi ya, hati-hati dengan beberapa obat, ada yang ditarik dari BPOM dan seterusnya. Ya kita sekarang musti eksekusi di lapangan dengan taat."

"Kalau kemarin sih yang terdata masih 5 kasus ya," kata Ganjar saat kunjungan kerja di Blora, Rabu (26/10/2022).

Ganjar sebelumnya juga sudah meminta kepada Dinas Kesehatan untuk memantau seluruh rumah sakit dan layanan kesehatan yang merawat anak-anak dengan indikasi gagal ginjal akut.

Ia meminta setiap fasilitas kesehatan memberikan laporan dengan cepat apabila di tempatnya ada indikasi kasus gagal ginjal akut.

"Kita harapkan datanya cepat dikirim ke kita sehingga kita bisa merawat dengan baik dan bisa mengurangi potensi-potensi yang lebih fatal," ungkapnya.

Menurut Ganjar, laporan yang diberikan rutin setiap hari dengan cepat itu menjadi salah satu faktor penting dalam penanganan kasus gagal ginjal akut.

Di samping itu sosialisasi kepada orang tua yang punya anak-anak untuk tetap waspada dan berhati-hati.

"Kita sosialisasikan kepada orang tua beberapa obat-obatan yang kemarin itu sudah masuk catatan peringatan untuk tidak digunakan."

"Itu cara kita mencegah. Nah kita sosialisasi terus-menerus," jelasnya.

Untuk itu peran layanan kesehatan yang proaktif dalam memberikan laporan dan ikut sosialisasi juga penting.

Mulai dinas Kesehatan, rumah sakit, sampai puskesmas harus aktif berbicara mengenai penyakit ini.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved