Berita Jateng

Untuk Perempuan, Ini Pesan Naysilla Mirdad Lewat Film Inang

Film berjudul Inang ini memberikan semangat melawan stigma masyarakat yang memandang perempuan sebelah mata.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Raka F Pujangga
Tribun Muria/Idayatul Rohmah
Press conference film Inang bersama lima pemain di XXI DP Mall Semarang, Minggu (23/10/2022). 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Film Inang, yang merupakan horror-thriller pertama dari rumah produksi IDN Pictures telah tayang di bioskop nasional sejak 13 Oktober 2022 lalu.

Film Inang menggambarkan perjuangan seorang perempuan melawan kekuatan jahat yang ingin mengambil alih kehidupan bayinya.

Sebagai film horror-thriller dengan unsur thrilling & jump-scare, Inang menawarkan pelajaran seputar perjuangan perempuan, kasih sayang orang tua, dan realita kehidupan yang dibalut unsur mitos jawa yang menjadi inspirasi utama film ini, yaitu Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan.

Baca juga: Ganjar dan Erick Thohir Disebut Punya Prospek Bagus di Pilpres 2024

Satu di antara pemain, Naysilla Mirdad berperan sebagai Wulan tersebut mengatakan film ini penuh dengan pesan moral.

Terutama bagi perempuan, ia yang merupakan tokoh utama film itu mengatakan, film ini memberikan semangat melawan stigma masyarakat yang memandang perempuan sebelah mata.

"Wulan adalah karakter yang mandiri," jelasnya.

"Pesan moral (di film ini), bagaimana perempuan jangan pernah patah semangat walaupun lingkungan tidak mendukung. Misal ada suatu situasi kita sebagai perempuan merasa direndahkan, disia-siakan, tidak dihargai, tapi jangan sampai kita jadi jahat," kata Naysilla saat press conference film Inang di XXI DP Mall Semarang, Minggu (23/10/2022).

Naysilla lebih lanjut mengatakan, film tersebut memberikan pesan kepada perempuan untuk tetap berjuang menghadapi berbagai rintangan yang ada.

"(Perempuan) Harus tetap semangat berjuang. Kita mampu mencari jalan keluar dari setiap masalah yang dihadapi," ujarnya.

Film Inang disutradarai oleh Fajar Nugros, ditulis oleh Deo Mahameru, dan diproduseri oleh Susanti Dewi.

Film ini juga dibintangi oleh Dimas Anggara, Muzakki Ramdhan, David Nurbianto, Lydia Kandou, Rukman Rosadi, dan Pritt Timothy.

Selain Naysilla Mirdad, turut hadir di Semarang yakni Dimas Anggara, Muzakki Ramdhan, David Nurbianto, dan Emil Kusumo.

Dimas Anggara dalam kesempatan itu menyebutkan, selain memberikan pengetahuan lebih luas terkait mitos jawa, film ini juga memberikan pesan mendalam terkait perjuangan orang tua.

"Untuk warga Semarang, harapan kami film ini dapat menambah wawasan tentang mitos (jawa) dan kita pastinya menghargai setiap orang tua pasti berjuang untuk kebaikan anaknya; menghargai perjuangan orang tua kita," kata Dimas.

David Nurbianto mengatakan, film ini dekat dengan realita sekitar. film ini memberikan pesan untuk peduli terhadap lingkungan sekitar.

"Saya pribadi melihat film ini bukan dari sisi seram atau mencekamnya, tapi lebih ke realita yang dekat dengan kita. Sosok wulan sebenarnya bisa terjadi si sekitar kita bahkan circle kita pernah mengalami seperti itu, cuma bagaimana caranya supaya kita peduli dan tidak bernasib seperti wulan di film ini," ungkap David.

Baca juga: Penampakan Coto Menggala Kotawaringin Banyak Diminati Peserta KMAN VI di Papua

Dalam sinopsisnya, film ini menceritakan sosok Wulan yang merupakan kasir sebuah supermarket.

Dia ditinggal oleh kekasihnya setelah mengetahui dirinya hamil.

Wulan yang enggan menggugurkan kandungannya lantas mencari solusi.

Karena kurangnya wawasan, Wulan mencari jalan keluar secara online yang kemudian membawanya ke sebuah group media sosial yang mengaku sebagai kelompok relawan pro-life yang fokus membantu ibu hamil yang mengalami situasi kurang beruntung.

Ia bertemu dengan keluarga Santoso yang menawarkan Wulan tempat tinggal dan mengurus kesehatannya.

Lambat laun di tengah kehamilannya, ia tak lagi merasakan ketenangan di rumah keluarga Santoso. Ia diminta melakukan ruwatan atau pembersihan, sebab bayi yang dikandungnya akan lahir pada hari Rebo Wekasan atau hari Rabu terakhir bulan Safar.

"Isunya sangat relate banget sih, soal toxic relationship, KDRT, bertemu orang lain di sosial media yang kita sebenarnya tidak tahu background-nya seperti apa. 

Makanya Film ini ingin mendekatkan ke penonton," kata Emil.

Head of IDN Pictures & Sutradara Film Inang, Fajar Nugros menyampaikan, cerita ini penting untuk diangkat.

Berangkat dari pengalaman saya yang mengalami berbagai tradisi selametan, saya jadi tertarik untuk mengeksplor tema ini lebih lanjut.

Meski sering dilihat hanya sebagai tradisi, saya merasa ini menjadi nilai yang menarik untuk diangkat.

Pertama, cerita di film ini ikut mengenalkan betapa budaya Indonesia sangat beragam, terutama terkait mitos atau tradisi.

Terbukti, masih banyak yang ternyata belum tahu mengenai Rebo Wekasan ini.

Kedua, sosok Wulan dalam film ini juga mewakili kerasnya realita hidup seorang perempuan yang saya yakini ada banyak di sekitar kita namun mungkin tidak kita ketahui," kata Fajar dalam keterangannya.

Head of IDN Pictures & Produser Film Inang, Susanti Dewi menambahkan, film ini memberikan pandangan baru mengenai perjuangan seorang ibu.

“Film-film yang diproduksi oleh IDN Pictures tentunya diharapkan bisa memberikan hiburan bagi masyarakat luas.

Baca juga: Presiden Jokowi Batal Hadiri Kongres Masyarakat Adat Nusantara IV di Papua

Namun yang tidak lupa kami pikirkan adalah bagaimana film ini bisa meninggalkan arti lebih bagi yang menyaksikannya.

Di film Inang ini, penggambaran sosok perempuan, khususnya ibu, cukup dominan.

Yang mana ini juga menjadi hal spesial bagi saya sebagai produser perempuan.

Selama ini, kita memandang sosok ibu yang melimpahkan kasih sayang kepada anaknya sebagai sebuah hal yang indah.

Namun di film ini kita melihat bahwa hal yang indah pun, seperti kasih sayang seorang ibu, jika tidak dilakukan dengan cara dan porsi yang tepat makan akan berakhir buruk pula," ungkapnya. (idy)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved