Berita Jateng
Lahir Dari Keprihatinan, Omah Batik-Ku Tawarkan Koleksi Batik Kudus Agar Tidak Punah
Omah Batik-Ku lahir sejak 2018 berangkat dari keprihatinan karena kian punahnya batik Kudus.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Raka F Pujangga
TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Satu di antara pusat produksi batik di Kudus yang bisa dikunjungi sekaligus bisa menjadi destinasi belanja yaitu Omah Batik-Ku yang ada di Desa Langgardalem, Kecamatan Kota Kudus.
Omah Batik-Ku menempati rumah tua yang ada di RT 4 RW 1 Langgardalem.
Di sana pengunjung bisa menikmati koleksi batik tua, melihat proses produksi, sampai belanja batik tulis.
Baca juga: Angkat Batik Jepara, Dandim 0719 Gelar Gebyar Military Batik Fashion Show
Pemilik Omah Batik-Ku, Lukman El Hakim, mengatakan, Omah Batik-Ku lahir sejak 2018 berangkat dari keprihatinan karena kian punahnya batik Kudus.
"Kami mendirikan sebagai keprihatinan kami untuk batik Kudus pernah ada dan jaya," kata Lukman saat ditemui di Omah Batik-Ku, Minggu (23/10/2022).
Di sisi lain, kata Lukman, di antara modal awal mendirikan Omah Batik-Ku karena keluarganya memiliki koleksi batik tua peninggalan kakek neneknya. Paling tua kisaran batik kudusan produksi 1920.
"Batik-batik tua peninggalan kakek-nenek kami itu ada kisaran 25 buah, ada sarung, jarik, dan singel (ikat kepala,red)," kata Lukman.
Batik-batik tua itu kini dipajang rapi di ruang tengah rumah yang disulap kadi galeri. Begitu juga dengan kain singel, tergantung rapi berjajar.
Perihal produksi, kata Lukman, Omah Batik-Ku kini dibantu oleh lima pekerja. Satu orang pekerja membatik di Omah Batik-Ku, sisanya membatik di rumah masing-masing.
Produksi batik yang ditawarkan oleh Omah Batik-Ku tentu motif kudusan. Di antaranya batik motif khas kudusan yaitu buketan bunga, flora-fauna, dan motif isen berupa beras kecer atau ikel bayeman.
"Warnanya kalau kudusan identik dengan warna cokelat atau warna sogan," kata dia.
Baca juga: Aaf Dorong Pekerja Batik Pekalongan Punya Sertifikasi Profesi
Setiap kain batik tulis produksi Omah Batik-Ku harganya kisaran Rp 1 juta sampai Rp 5 juta.
Harga itu disesuaikan dengan tingkat kesulitan dan lama pengerjaannya. Rata-rata satu kain membutuhkan waktu sampai tiga bulan untuk proses produksi.
Selain menjadi galeri koleksi batik tua dan destinasi belanja, Omah Batik-Ku juga siap menerima kunjungan yang ingin belajar membatik. Biasanya kunjungan ini dilakukan oleh para pelajar sejak TK sampai perguruan tinggi.
"Pengunjung juga bisa belajar membatik tulis maupun cap," kata dia. (*)