Tragedi Kanjuruhan

Aksi Solidaritas Suporter di Jateng, dari Semarang hingga Solo: Doa Bersama Tragedi Kanjuruhan

Aksi solidaritas untuk Aremania korban Tragedi Kanjuruhan berdatangan dari berbagai suporter sepak bola di Jateng. Doa bersama dari Semarang & Solo.

TribunMuria.com/Franciskus Ariel Setiaputra
Aksi solidaritas Panser Biru untuk Aremania korban Tragedi Kanjuruhan, yang berlangsung di Stadion Jatidiri Semarang, Minggu (2/10/2022) 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Ribuan suporter sepak bola di Jawa Tengah (Jateng), di antaranya di Kota Semarang dan Kota Solo menggelar aksi solidaritas untuk korban Tragedi Kanjuruhan, Minggu (2/10/2022) malam.

Di Semarang, dua kelompok suporter PSIS Semarang, Panser Biru dan Snex memadati Stadion Jatidiri menggelar doa bersama dan aksi seribu lilin.

Sementara di Stadion Manaha Solo, ribuan orang dari berbagai kelompok suporter sepak bola di wilayah Solo Raya, juga menggelar doa bersama dan aksi solidaritas -mereka kompak mengenakan pakaian serba hitam, tanda dukacita mendalam.

Baca juga: Mahfud MD Sorot 4 Persoalan Tragedi Kanjuruhan: Panpel Abai Usul Polisi, hingga Janji Pemerintah

Baca juga: Ganjar Pranowo Komentari Tragedi Suporter di Malang

Diketahui, pascagelaran pertandingan Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, 125 orang suporter meninggal dunia.

Pemerintah dan kepolisian, hingga saat ini masih mengusut Tragedi Kanjuruhan, tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah sepak bola Tanah Air.

Suporter di Semarang nyanyikan chant Aremania

Selain memanjatkan doa dan penyalaan lilin, ribuan suporter Panser Biru dan Snex yang hadir juga menyanyikan chant milik Aremania.

Hadir bersama para suporter para pemain dan official tim, serta jajaran manajemen tim.

CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, mengucapkan bela sungkawa yang sebesar-besarnya kepada Aremania.

Ia menyebut Tragedi Kanjuruhan ini sangat memukul insan sepakbola Tanah Air.

"Ini musibah sepak bola Indonesia, cukup memukul insan sepak bola, kita harus menerima penundaan (pertandingan) ini."

"Kita juga sepakat mengevaluasi menyeluruh keamanan. Kita hanya ingin menikmati sepak bola dengan nyaman tidak takut risiko, bahkan sampai kematian," kata Yoyok kepada awak media.

"Pemerintah sudah membentuk tim investigasi segera mengusut tuntas kejadian di Malang, semoga ke depan dikeluarkan regulasi yang melindungi penonton juga petugas," jelasnya.

Terkait penundaan Liga 1, lanjut Yoyok, PSIS prinsipnya menunggu arahan dari pihak-pihak terkait.

Sehingga, jika muncul pertanyaan terkait potensi diperpanjangnya penundaan kompetisi, maka pihaknya  enggan berandai-andai.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved