Berita Jateng
Novelis-Penyair asal Kudus Reyhan M Abdurrohman Tutup Usia, Sang Ahli Puasa Berpulang Memeluk Puisi
Novelis, penyair, sekaligus pegiat literasi Kabupaten Kudus, Reyhan M. Abdurrohman, berpulang pada Sabtu 17 September 2022 lalu.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Moch Anhar
"Rey di mata saya dan teman-temannya adalah sosok yang punya semangat tinggi. Ia suka menularkan semangat itu ke teman-temannya. Bahkan ketika pencernaannya bermasalah dan harus operasi, ia begitu optimistis menjalaninya," kata perempuan yang oleh Reyhan akrab disapa Yu Ut ini.
Penulis novel "Serpihan Masa Lalu" (2016) dan "Ibu: Ketika Surga itu Harus Pergi" (2018) ini bersaksi Reyhan tidak memiliki sifat buruk.
"Dia baik, ramah, optimistis, tak pernah marah. Mungkin karena alasan itu pula, Tuhan pun sangat menyayangi Rey, sehingga Rey cepat dipanggil pada saat usianya masih sangat muda," tandas Utami.
Senada, Zahratul Wahdati, dari Komunitas Kobimo mengenang Reyhan sebagai sosok penolong yang suka memotivasi.
"Capai kerja pun Kak Rey mau dengar curhatan, sering memotivasi. Dia sebenarnya nggak suka dipanggil Kak sama aku karena kami seumuran. Tapi sikap dan perlakuannya memang seperti kakak. Dia yang membuat aku tumbuh jadi aku yang sekarang," ucap perempuan asal Pemalang yang akrab disapa Ara ini.
Baca juga: Polemik Kios di Pasar Babalan Kalirejo Kudus, Ketua Paguyuban: Dialihkan ke Pembangunan Irigasi Saja
Baca juga: Posisi Klasmen Liga 2 Persijap Jepara setelah Tahan Imbang Persipa Pati dalam Derby Muria
Ketika mendengar kabar kepergian Reyhan, penulis buku Dongeng Asyik Ninabobo (2019) ini langsung teringat percakapan via aplikasi perpesanan daring yang membahas pernikahan Reyhan dengan Khilma Oktaviana.
"Dia begitu bahagia mau nikah. Kata dia dengan antusias banget, 'Nikahku satsetsatset banget, Ra. Nggak nyangka.'," kenang Ara.
Di beranda Facebook Reyhan M. Abdurrohman, puluhan teman-temannya yang didominasi para penulis dan pegiat literasi menuliskan obituari singkat dan melangitkan doa untuknya.
Selamat berpulang, Reyhan.
Dengan memeluk prosa dan puisi karyamu, pulanglah pada Tuhan YangMahakuasa, Sang Empunya Kata-Kata. (*)