Berita Kudus

Potret Keluarga Buruh Rokok Miskin di Kudus: Anak Tunggal Derita Gangguan Saraf hingga Lumpuh Total

Potret memilukan Endang Lestari, keluarga buruh rokok miskin di Kudus. Anak tunggalnya lumpuh total derita gangguan saraf tak punya uang untuk berobat

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Rifqi Gozali
Seorang buruh rokok, Endang Lestari, saat menggendong anaknya, Andika Pratama (6) yang menderita lumpuh total karena gangguan saraf. Nasib Endang adalah potret warga miskin di Kudus. 

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Pil pahit harus ditelan oleh, Endang Lestari, keluarga miskin yang tinggal di RT 3/RW 3 Desa Temulus, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus.

Ibu berusia 36 tahun harus menanggung malangnya nasib karena anak tunggalnya yang berusia 6 tahun menderita gangguan saraf hingga akhirnya lumpuh total.

Anak semata wayangnya itu bernama Andika Pratama.

Dia mengalami gangguan sejak lahir secara sesar di RSUD dr Loekmono Hadi pada Maret 2016.

Saat itu yang dia tahu anaknya pernah tersedak gara-gara minum susu formula pakai dot.

Setelah itu anaknya kejang-kejang sampai tubuhnya membiru.

Kala usia Andika menginjak 7 bulan, anak itu kembali mengalami demam dan kejang-kejang.

Saat itulah Endang berusaha agar anaknya sembuh dengan membawanya berobat ke rumah sakit.

Kondisi serupa masih terus berlanjut. Hingga akhirnya pengobatan sang anak terpaksa dihentikan pada usia 3,5 tahun.

Palu godam vonis dokter: anaknya tak bisa tumbuh normal

Hal itu karena dia tidak bisa secara rutin mengantar anaknya karena terbentur aktivitas kerja sebagai buruh di sebuah pabrik rokok di Kudus.

Di sisi lain, dia juga mendapat keterangan dari dokter kalau anaknya memang tidak bisa tumbuh normal seperti anak pada umumnya.

Saat itulah dia mulai pasrah dengan kondisi anaknya.

"Menurut dokter disuruh dirawat sekuatnya saja," kata Endang saat ditemui di kediamannya di RT 3/RW 3 Desa Temulus, Kecamatan Mejobo, Kudus, Selasa (30/8/2022).

Kini kondisi sang anak memang tampak bertubuh mungil.

Kakinya lunglai seperti tak bisa digerakkan. Matanya membelalak.

Dari mulutnya acap kali keluar air liur. Kadang keluar suara teriakan, kadang juga tangisan.

"Hanya itu yang bisa dia lakukan, kalau tidak teriak ya menangis. Hanya itu bisanya," kata Endang.

Buruh pabrik rokok

Pekerjaan Endang sebagai seorang buruh pabrik rokok upahnya hanya cukup untuk makan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan susu dan bubur bayi untuk asupan nutrisi anaknya. S

aat dia bekerja sang anak di rumah bersama kakeknya.

"Tidak bisa makan nasi, bisanya makannya susu dicampur bubur bayi," kata dia.

Sebagai buruh pabrik rokok, biasanya dia hanya mampu mendapat upah tidak lebih dari Rp50 ribu per hari.

Tugasnya di pabrik adalah membatil atau merapikan batang rokok setelah dilinting.

Per seribu batang dia dapat upah Rp16 ribu. Dalam sehari dia hanya mampu mendapat 3 ribu batang.

Pekerjaannya tidak bisa maksimal lantaran setiap malam di rumah dia harus sibuk mengurus anaknya.

"Jadi kadang juga dengan ngantuk-ngantuk," katanya.

Pendapatan yang pas-pasan dan hanya cukup untuk makan membuat Endang tidak bisa berbuat banyak.

Kendaraan pun tidak mampu ia beli, kecuali sepeda tua yang saat ini dimiliki.

Rumah tinggal pun ala kadarnya. Berdinding bata dan sebagian tertutup anyaman bambu. Tidak ada ruang tamu. Kamar tidur pun tidak punya.

Dia tidur di dipan depan kamar mandi yang tidak berpintu. Alas rumah tersebut masih berupa tanah yang diuruk batu-baru ini.

"Soalnya di sini wilayahnya sering banjir, ini diuruk agar agak tinggi," kata dia.

Sedianya Endang masih punya suami. Hanya saja suaminya yang bernama Edi Suyanto sangat jarang pulang ke rumahnya.

Dia memilih pulang ke rumah orangtuanya di Desa Jepang.

"Anak saya kalau Minggu diajak ke sana. Cuma itu," katanya.

Melihat kondisi malangnya nasib yang harus ditanggung Endang memang tidak ada yang bisa diandalkan selain tebalnya kesabaran yang dimiliki.

Kemudian, dukungan dari orang di sekitarnya juga sangat dia butuhkan.

"Ya begini, semoga saya kuat menghadapi nasib," katanya. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved