Berita Jateng

Rumah Pintar Bangjo Bina Anak Marjinal di Kota Lama Semarang, Dari Pelajaran Sekolah sampai Akhlak

Kamis (25/8/2022) sore, para pelajar yang tergabung dalam Rumah Pintar Bangjo sibukan menjemput anak-anak di sekitar Kawasan Kota Lama Semarang.

Penulis: Budi Susanto | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/BUDI SUSANTO
Puluhan anak-anak binaan Rumah Pintar Bangjo mengikuti edukasi mengenai bullying dan gender di Semarang Creative Hub, Kamis (25/8/2022). 

"Rata-rata yang mengikuti adalah anak-anak dengan orang tua tunggal, yang tinggal di sekitar Kota Lama Semarang," terang Annisa.

Dalam perjalanan memberikan hak pendidikan dan kesehatan anak, Annisa berujar banyak kendala yang dihadapi.

"Kadang anak-anak tersebut tidak diizinkan orang tuanya karena mereka membantu mencari nafkah, ada yang jualan telur gulung hingga berdagang gorengan," katanya.

Meski demikian, para relawan Rumah Pintar Bangjo tak patah arang dan terus mencoba untuk memenuhi hak anak.

"Seperti sekarang kami tengah menjalankan program dari PILAR yang merupakan bagian dari PKBI Jateng," ucapnya.

Annisa juga bersyukur melalui pendamping yang dilakukan, semangat anak-anak rentan dan marjinal untuk sekolah terus terpupuk.

"Pertama kali kami melakukan pendampingan banyak yang tidak mau sekolah, sekarang mereka ada yang ingin melanjutkan hingga jenjang SMP dan SMA. Kami juga membantu saat anak-anak dampingan kami mencari sekolah," tuturnya.

Dalam kegiatan itu, beberapa anak yang berusia di atas 10 tahun mengaku dibantu mendapatkan sekolah negeri olah para relawan Rumah Pintar Bangjo.

Dyah Fitriani (15), misalnya, yang sudah mengikuti program Rumah Pintar Bangjo sejak ia duduk di kelas VI Sekolah Dasar, mengatakan banyak ilmu yang ia dapatkan saat mengikuti kegiatan Rumah Pintar Bangjo.

"Dari bahasa inggris, sampai matematika diajarkan. Dan pembelajaran tersebut sangat berguna ketika saya sekolah," ucap Dyah yang kini duduk di bangku kelas IX SMP itu.

Baca juga: Gadis Belia Sukoharjo Tenggelam di Bengawan Solo, Terpeleset saat Berlari ke Jembatan Tangkisan

Keseharian Dyah lebih berat dari anak-anak seusianya, karena ia harus membagi waktu untuk membantu ibunya berdagang.

Sebelum Dyah bergabung bersama Rumah Pintar Bangjo, semangatnya untuk sekolah pupus.

"Setelah diajari di sini ya saya semangat lagi, bagi saya pendidikan juga penting untuk masa depan. Saya juga dibantu saat mau masuk SMP hingga mendapatkan sekolah negeri," tambah Dyah. (*)

 

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved