Berita Jateng

Rumah Pintar Bangjo Bina Anak Marjinal di Kota Lama Semarang, Dari Pelajaran Sekolah sampai Akhlak

Kamis (25/8/2022) sore, para pelajar yang tergabung dalam Rumah Pintar Bangjo sibukan menjemput anak-anak di sekitar Kawasan Kota Lama Semarang.

Penulis: Budi Susanto | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/BUDI SUSANTO
Puluhan anak-anak binaan Rumah Pintar Bangjo mengikuti edukasi mengenai bullying dan gender di Semarang Creative Hub, Kamis (25/8/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kamis (25/8/2022) sore, para pelajar yang tergabung dalam Rumah Pintar Bangjo sibukan menjemput anak-anak di sekitar Kawasan Kota Lama Semarang.

Anak-anak tersebut dijemput untuk dikumpulkan ke gedung Semarang Creative HUB.

Di sana mereka diajarkan berbagai pengetahuan, baik formal maupun non-formal.

Hampir 30 anak yang mayoritas berusia 10 tahun diajak belajar oleh relawan Rumah Pintar Bangjo.

Baca juga: Pawai Pembangunan Tingkat Kabupaten Blora Akan Digelar Sabtu Besok, Ini Rutenya

Keseruan pun nampak pada wajah anak-anak saat mengikuti pembelajaran yang rutin digelar setiap Kamis sore itu.

Secara aktif para relawan Rumah Pintar Bangjo mengedukasi anak-anak dampinganya.

Sore itu, materi mengenai bullying dan gender diajarkan oleh para relawan Rumah Pintar Bangjo bentukan PKBI Jateng itu.

Tak hanya memberikan pemahaman secara konvensional, teknologi seperti Realitas Virtual (RV), hingga teknologi lainnya juga diterapkan dalam edukasi di Semarang Creative Hub itu.

Beberapa anak yang penasaran juga terheran-heran saat mencoba teknologi VR dalam pemahaman bullying dan gender.

Maklum saja anak-anak dari tersebut bel pernah mengenal dan baru pertama kali menggunakan VR.

Mayoritas yang mengikuti kegiatan tersebut dari keluarga kurang mampu yang tinggal di sekitar Kota Lama Semarang.

Rumah Pintar Bangjo sengaja menyasar anak-anak rentan dan marjinal tersebut dengan tujuan memenuhi hak pendidikan dan kesehatan anak.

Menurut Annisa, Koodinator Rumah Pintar Bangjo, pendampingan Rumah Pintar Bangjo ke anak-anak rentan dan marjinal sudah berjalan 12 tahun.

"Namun fokus untuk anak-anak di Kawasan Kota Lama Semarang baru berjalan beberapa tahun terakhir," terangnya di tengah kesibukannya, Kamis (25/8/2022).

Sembari mengawasi kegiatan di Semarang Creative Hub berjalan, Annisa berujar, materi Kespro, sejarah, sains hingga akhlak diajarkan.

Baca juga: Proyek Pembangunan Jembatan Kaca Tinjomoyo Berlanjut, Wali Kota Hendi Minta Selesai Tepat Waktu

"Rata-rata yang mengikuti adalah anak-anak dengan orang tua tunggal, yang tinggal di sekitar Kota Lama Semarang," terang Annisa.

Dalam perjalanan memberikan hak pendidikan dan kesehatan anak, Annisa berujar banyak kendala yang dihadapi.

"Kadang anak-anak tersebut tidak diizinkan orang tuanya karena mereka membantu mencari nafkah, ada yang jualan telur gulung hingga berdagang gorengan," katanya.

Meski demikian, para relawan Rumah Pintar Bangjo tak patah arang dan terus mencoba untuk memenuhi hak anak.

"Seperti sekarang kami tengah menjalankan program dari PILAR yang merupakan bagian dari PKBI Jateng," ucapnya.

Annisa juga bersyukur melalui pendamping yang dilakukan, semangat anak-anak rentan dan marjinal untuk sekolah terus terpupuk.

"Pertama kali kami melakukan pendampingan banyak yang tidak mau sekolah, sekarang mereka ada yang ingin melanjutkan hingga jenjang SMP dan SMA. Kami juga membantu saat anak-anak dampingan kami mencari sekolah," tuturnya.

Dalam kegiatan itu, beberapa anak yang berusia di atas 10 tahun mengaku dibantu mendapatkan sekolah negeri olah para relawan Rumah Pintar Bangjo.

Dyah Fitriani (15), misalnya, yang sudah mengikuti program Rumah Pintar Bangjo sejak ia duduk di kelas VI Sekolah Dasar, mengatakan banyak ilmu yang ia dapatkan saat mengikuti kegiatan Rumah Pintar Bangjo.

"Dari bahasa inggris, sampai matematika diajarkan. Dan pembelajaran tersebut sangat berguna ketika saya sekolah," ucap Dyah yang kini duduk di bangku kelas IX SMP itu.

Baca juga: Gadis Belia Sukoharjo Tenggelam di Bengawan Solo, Terpeleset saat Berlari ke Jembatan Tangkisan

Keseharian Dyah lebih berat dari anak-anak seusianya, karena ia harus membagi waktu untuk membantu ibunya berdagang.

Sebelum Dyah bergabung bersama Rumah Pintar Bangjo, semangatnya untuk sekolah pupus.

"Setelah diajari di sini ya saya semangat lagi, bagi saya pendidikan juga penting untuk masa depan. Saya juga dibantu saat mau masuk SMP hingga mendapatkan sekolah negeri," tambah Dyah. (*)

 

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved