Berita Jateng
Rayakan Kemerdekaan, Jurusan KPI UIN Walisongo Kuliah Merdeka Belajar Usung Tema Nasionalisme
Jurusan KPI FDK UIN Walisongo mendatangkan dosen tamu dari Udinus sebagai penerapan Kuliah Merdeka Belajar.
Penulis: Amanda Rizqyana | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Konsentrasi Public Relations Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN Walisongo Semarang turut merayakan Hari Kemerdekaan.
Perayaan dengan cara yang berbeda yaitu dengan Kuliah Merdeka Belajar.
Kuliah Merdeka Belajar kali ini dengan mendatangkan dosen tamu dari lintas fakultas dan lintas universitas.
Dosen tamu tersebut ialah Heni Indrayani SIKom MIKom, dari Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang yang akan berbagi tentang peran Corporate Social Responsible (CSR) dalam Membangun Nasionalisme.
Baca juga: Kaum Muda Dominasi Demografi Indonesia, Dibutuhkan Ruang Kolektif untuk Eksis Bersama
Heni MIKom, menuturkan, untuk merealisasikan rasa nasionalis melalui CSR caranya dengan memasukkan unsur kebersamaan melalui setiap kegiatan atau program terutama perusahaan, karena CSR sendiri bertanggung jawab perihal sosial.
“Unsur kebersamaan disini sangat penting untuk menampilkan sikap nasionalis masyarakat indonesia karena sangat beragam,” lanjutnya.
Menurut Heni, satu di antara cara menanamkan sudah sesuai dengan tema diskusi pada hari ini yang disampaikan dalam konteks olahraga.
Langkah pastinya tentu dengan cara mendukung Kegiatan dan pagelaran olahraga demi kemajuan bangsa.
“Memberikan dukungan itu adalah bukti nyata dari sisi nasionalismenya seperti, menonton langsung pertandingan antarnegara yang kemudian dapat ditumbuhkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat,” terangnya.
Pada kesempatan yang sama, hadir pula Muhammad Syarif Hidayat Lc MA, dari Program Studi Hukum Keluarga Islam (Ahwal Al-Syakhsiyyah) Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Walisongo selaku dosen tamu.
Syarif MA, mengingatkan, negara kita sangat relijius terlihat dari penduduknya yang toleran dalam menjalankan kepercayaannya masing-masing.
Hal itu diperkuat dengan Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 Pasal 29 berbunyi Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing.
“Cara pandang yang moderat penting digunakan dalam menjalankan rasa nasionalisme di tengah keberagaman dan kebhinekaan di Indonesia,” pesanya.
Pada kesempatan yang sama, Alifa Nur Fitri SIKom MIKom, selaku dosen pengampu Kampanye PR, kegiatan ini bertujuan untuk membangun Nasionalisme.
"Nasionalisme bisa dibangun melalui aktivitas CSR, selain itu nasionalisme merupakan indikator moderasi beragama," pungkasnya.
Baca juga: Pulang Kampung di Karanganyar, Ganjar Semangati SSB U-10 Wakil Indonesia di Turnamen Internasional